Nafkah dan ibadah
    Tuhan memakai berbagai cara untuk mengajarkan kebenaran-Nya. 
    Misalnya, Tuhan Yesus mengajar para pendengar-Nya melalui 
    perumpamaan. Sedangkan, pada nas ini Allah mengajarkan ketetapan 
    hari Sabat kepada bangsa Israel melalui manna.
Tuhan mencurahkan manna setiap hari untuk mencukupi kebutuhan 
    makanan mereka selama berada di padang gurun (ayat 35). Aturan 
    Tuhan adalah setiap keluarga mengumpulkan manna secukupnya 
    setiap hari. Hal ini berlaku untuk hari pertama sampai dengan 
    hari kelima (ayat 6,21). Namun, pada hari keenam mereka 
    diperintahkan mengumpulkan manna dua kali lipat jumlahnya karena 
    pada hari ketujuh manna tidak akan dicurahkan (ayat 22). 
    Pengaturan ini sesuai dengan peraturan hari Sabat, yaitu 
    larangan untuk bekerja. Hari Sabat adalah hari perhentian yang 
    dikuduskan Tuhan (ayat 23). Karena itu, umat Israel harus 
    mematuhi peraturan hari Sabat untuk beristirahat, termasuk tidak 
    mengumpulkan manna. Dengan mematuhi perintah tersebut, umat 
    Israel membuktikan diri mereka percaya penuh pada pemeliharaan 
    Tuhan. Baik secara jasmani dengan tidak mengumpulkan manna 
    maupun secara rohani dengan mensyukuri pemeliharaan Tuhan hari 
    demi hari.
Orang Kristen beroleh perhentian sejati dalam karya penyelamatan 
    Kristus (Ibr. 4:3-11) karena itu seluruh hari kita adalah 
    ibadah. Meski tidak lagi menjalani hari Sabat, orang Kristen 
    tetap perlu menaati prinsip Sabat dengan beristirahat dari 
    segala pekerjaan mereka dan memberi waktu khusus untuk beribadah 
    pada Allah pada hari Minggu. Dengan tidak bekerja melainkan 
    beribadah pada hari Minggu, orang Kristen telah menerapkan 
    ajaran Tuhan Yesus: "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi 
    dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah" (Mat. 4:4).
Responsku:
    Menjadikan hari Minggu sebagai hari aku beristirahat agar tubuh, 
    pikiran, dan hatiku diarahkan untuk menyembah Tuhan.