Mari beritakan Injil
Perintah memberitakan Injil bukan terdapat di Injil Matius saja
melainkan di Kitab Yesaya juga. Mengabarkan Injil berarti
menceritakan kasih Allah bagi manusia yang Ia wujudkan dalam
pengurbanan Tuhan Yesus untuk menebus dosa manusia.
Perintah untuk mengabarkan Injil itu ditujukan Allah kepada
umat-Nya, yaitu orang-orang yang setia kepada Tuhan dan yang
teguh menaati firman-Nya. Umat-Nya terdiri dari orang banyak
dari berbagai bangsa, suku, dan bahasa. Meskipun orang-orang itu
berasal dari budaya dan bahasa yang berbeda, namun mereka
memiliki persamaan, yaitu mereka telah ditandai Tuhan sebagai
milik-Nya (ayat 18-19). Tanda itu tampak di dalam sikap mereka
menguduskan diri dengan tidak mengikuti perbuatan dosa yang
dilakukan orang-orang di sekitar mereka. Mereka menolak
mengikuti perintah para dewa sesembahan bangsa-bangsa yang tidak
mengenal Allah (ayat 17).
Sasaran pengabaran Injil itu ialah orang-orang yang be-lum pernah
mendengar tentang Tuhan dan orang-orang yang tidak mengenal-Nya.
Allah menghendaki Injil diberitakan kepada bangsa-bangsa yang
disebut sebagai bangsa Tarsis (keturunan Benyamin; 1Taw. 7:10),
Pul (Bangsa Asyur; 2Raj. 15:19) dan Lud (keturunan Sem; Kej.
10:22), Mesekh (keturunan Yafet; Kej. 10:2) dan Rosh, Tubal dan
Yawan, serta orang yang mendiami pulau-pulau yang jauh. Tujuan
Injil diberitakan kepada segala bangsa adalah agar mereka
memilih kemuliaan-Nya, kemegahan-Nya, dan kuasa-Nya (Yes.
66:19-23), sebaliknya mereka yang menolak berita ini akan
binasa (ayat 24).
Indonesia dengan begitu banyak pulau, suku, budaya, dan bahasa di
dalamnya adalah juga target dari Injil kasih karunia Allah
tersebut. Berdoalah bagi pekabaran Injil di Indonesia dan
bersiagalah bila Allah menginginkan Anda bersaksi tentang-Nya.
Renungkan:
Siapa lagi yang mengabarkan Injil kalau bukan kita?