Di pihak mana kita?
Di hadapan Allah hanya ada dua golongan manusia. Golongan
pertama adalah orang-orang yang meng-ikuti hasrat mereka sendiri
(ayat 1,3-4) dan yang kedua adalah mereka yang gentar dan
dengar-dengaran Allah (ayat 2,5a).
Kegiatan agamawi seseorang bahkan dalam berbagai ritual yang
diajarkan dalam Alkitab tidak menjamin bahwa mereka hidup
berkenan kepada Allah. Masalah terbesar orang-orang Israel
menurut firman Tuhan ini ialah mereka beranggapan bisa berlaku
semau mereka. Mereka menyembah Allah, tetapi juga memelihara
berbagai berhala (ayat 3a). mereka memelihara ritual, tetapi
membiarkan hal-hal najis dalam ritual keagamaan mereka (ayat
3b). Pikiran mereka yang bebal tidak mengingat bahwa Bait Allah
bukanlah tempat Allah berdiam sebab langit tidak cukup tinggi
dan bumi tidak cukup luas untuk menampung kehadiran-Nya (ayat
1-2a, bdk. 2Sam. 7:5).
Hati Allah melawan orang-orang yang demikian (ayat 4). Akan tetapi,
hati Allah tertuju kepada orang-orang yang gentar kepada
firman-Nya (ayat 5a). Umat Allah sejati pasti akan melakukan
firman-Nya dengan benar. Tuhan akan tampil sebagai pembela
mereka saat iman mereka dicemooh orang lain (ayat 5-6). Ia akan
mengadakan pembaruan rohani bagi mereka yang takut akan Dia
(ayat 7-11). Sion akan bersukacita dan Yerusalem akan diberkati
dengan melimpah bahkan penduduknya akan dijadikan dan dipakai
Allah sebagai bangsa yang mengantarkan anugerah keselamatan-Nya
bagi bangsa-bangsa lain (ayat 12).
Karena Allah pemurah dan penyayang tidak berarti kita boleh hidup
semau kita. Kemurahan dan anugerah-Nya pasti akan membangkitkan
rasa syukur tak terperi dan akan menggerakkan daya yang besar
untuk taat kepada firman-Nya dalam hidup kita.
Renungkan:
Anugerah Allah akan menghasilkan orang-orang yang takut akan
firman dan yang berjuang menjalani kehidupan sesuai dengan
kekudusan Allah.