Satu atau dua Tuan?

1Korintus 10:14-22
Minggu ke-15 sesudah Pentakosta

Penyembahan berhala menjadi ekspresi utama dari agama di
Korintus. Ada beberapa kuil di kota tersebut yang sangat
terkenal. Orang-orang yang terlibat dalam penyembahan itu percaya
bahwa dewa-dewa yang mereka sembah mampu memberikan cuaca yang
baik, panen berlimpah dan anak. Kegiatan penyembahan berhala
seperti ini wajar jika dilakukan oleh orang-orang yang tidak
mengenal Kristus. Penyembahan berhala menjadi tidak wajar jika
dilakukan oleh orang-orang yang percaya kepada Kristus.


Paulus mengajak jemaat Tuhan untuk menyikapi masalah ini dengan
serius. Sejak pertama kali Allah yang hidup itu memberikan
sepuluh hukum kepada umat Israel, Allah melarang umat menyembah
allah lain (Kel. 20:3). Allah yang hidup dan konsisten pada
perintah-Nya itu telah berinkarnasi dalam diri Yesus Kristus.
Melalui Dialah umat masa kini bergantung, dan berserah penuh.


Sebagai orang-orang Kristen masa kini, kita tidak hanya percaya
kepada Yesus Kristus, tetapi kita hidup di dalam Kristus; kita
satu dengan Kristus. Hal ini mengingatkan bahwa tidak mungkin
kita yang sudah menyembah, hidup dan satu dalam Kristus,
mempersilakan allah lain menggerecoki kesatuan yang harmonis ini!


Penyembahan berhala harus disikapi dengan serius. Sebab kegiatan ini
masih terus terjadi di kalangan orang-orang percaya. Hanya saja
tampil dalam bentuk yang berbeda-beda. Berhala-berhala itu
dikemas dalam situasi modern, dan membaur dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari. Bahkan seringkali berhala-berhala tersebut
dikemas dalam simbol-simbol kekuasaan, kesenangan, kemewahan yang
kita junjung tinggi. Sekarang tinggal bagaimana kita menyikapi
hal-hal tersebut.


Renungkan:
Allah kita adalah Allah yang pencemburu. Sudahkah kita menjadikan
Kristus sebagai satu-satunya Tuan dalam seluruh hidup kita?

Scripture Union Indonesia © 2017.