Tetapi kali ini mereka berhadapan dengan topan yang teramat
dahsyat. Mereka dicekam rasa takut. Saat itu Yesus ada bersama
sama dengan mereka di dalam perahu. Apakah Yesus memahami
ketakutan mereka dan tidak peduli ? Masalahnya bukan Yesus tidak
peduli, tetapi karena para murid tidak menyadari bahwa Yesus
bersama mereka.
Dalam persahabatan atau dalam hubungan keluarga, orang selalu
mengalami proses pertumbuhan pengenalan. Demikian juga halnya
dalam hubungan para murid dengan Yesus, pun kita dengan Yesus.
Meski sudah cukup lama mereka mengikut Yesus, ternyata mereka
belum mengenal siapa Yesus yang sesungguhnya. Baru setelah Yesus
bertindak mereka berseru takjub (ayat 41).
Pertumbuhan rohani dan pengenalan kita akan Yesus memang tidak jadi
dengan sekejap mata. Ketika Tuhan seolah surut tak terlibat,
kita diuji untuk menghayati nyata bahwa sesungguhnya Dia peduli
dan terlibat penuh. Seandainya Tuhan tidak tidur, tetapi
langsung bertindak menolong setiap masalah yang dialami para
pengikut-Nya, apa dampaknya pada pembentukan iman mereka? Jika
Dia surut sesaat, di saat itulah kita memiliki dua kesempatan:
[1] kesempatan untuk menyadari pentingnya Dia bagi kita, [2]
kesempatan bagi kita untuk mengungkapkan ketergantungan kita
kepada-Nya.
Untuk mewujudkan kesempatan tersebut ada anugerah Tuhan yang akan
membimbing kita melangkahi tahap-tahap pengenalan kita akan
Tuhan, dan tersedianya berbagai alat pembentukan Tuhan bagi kita
yang harus siap kita terima dan responi. Inilah saat bagi kita
untuk bertumbuh dalam iman!
Renungkan:
Dia yang berkuasa atas angin dan laut adalah Yesus yang sama,
yang mau dan bersedia menolong kita.