Di rumah ibadat ada suatu tradisi yang dikembangkan, yaitu siapa
saja yang hadir dalam ibadah saat itu, boleh berkhotbah.
Kesempatan ini dimanfaatkan Yesus untuk mengajar. Mengenai apa
yang diajarkan-Nya, tidak dicatat oleh Markus. Tetapi, Markus
memberi catatan detail tentang pengaruh khotbah-Nya terhadap
para pendengar-Nya.
Markus mencatat dua pengaruh yang dirasakan langsung dari khotbah
Yesus. Pertama, orang banyak takjub mendengar khotbah-Nya (ayat
22). Takjub karena -- secara mencolok -- ajaran Yesus berbeda
dengan apa yang selama ini mereka dengar. Khotbah Yesus berbeda
dengan khotbah para pemimpin agama Yahudi yang selama ini mereka
dengar. Meski fakta ini nyata, namun tidak ada tanda-tanda yang
jelas bahwa orang banyak yang takjub itu menjadi percaya pada
Yesus. Mereka hanya sekadar takjub, tidak lebih.
Kedua, roh jahat yang biasanya dengan tenang turut beribadah di
sinagoge, menjadi terganggu dan terancam (ayat 24). Menarik
untuk diperhatikan bahwa roh jahat juga beribadah dengan tenang
di rumah ibadat. Namun, kehadiran Yesus mengungkapkan kehadiran
roh jahat tersebut. Roh jahat tidak dapat bertahan di depan mata
Yesus karena tidak tahan melihat kesucian Yesus. Ketika orang
banyak melihat bahwa roh-roh jahat taat kepada Yesus, mereka
semua menjadi takjub. Dalam hidup sehari-hari, kita sering
melihat dan menjumpai demonstrasi kuasa roh-roh jahat di dalam
hidup manusia. Akibatnya banyak sekali orang takut terhadap roh-
roh jahat. Bacaan Alkitab hari ini mengajarkan dengan jelas
bahwa Yesus jauh lebih berkuasa dari roh-roh jahat.
Renungkan:
Jika kita percaya kepada Yesus, kita tidak perlu takut kepada
roh-roh jahat. Sebaliknya, takut atau tunduk pada roh-roh jahat
membuktikan bahwa kita tidak percaya pada Yesus.