Intinya, siapa sih Yesus sebenarnya?
Setelah penegasan Yohanes Pembaptis tentang kemesiasan Yesus,
maka nas ini (serta nanti narasi tentang pencobaan Yesus)
memberikan keterangan final tentang jati diri Yesus. Bagian ini
menjadi pengantar bagi pembaca Injil Lukas sebelum mengikuti
pelayanan Yesus, dari Galilea sampai ke Yudea, penyaliban dan
kebangkitan-Nya. Bagian pertama adalah penegasan tentang status
Yesus oleh Allah pada saat Ia dibaptis (ayat 21-22, Lukas
sengaja tidak menyebutkan dengan jelas siapa yang membaptis
Yesus untuk menekankan fakta ini). Yesus Kristus adalah Anak
Allah yang dikasihi (ayat 22). Penyebutan ini ini juga merupakan
penegasan ulang dari 2:49 yang memaparkan tentang hubungan
khusus Bapa-Anak dengan Allah yang dimiliki Yesus.
Ada hal lain yang ingin ditegaskan Lukas. Melalui silsilah ini Lukas
ingin memberikan beberapa penekanan khusus. Pertama, Lukas
merinci silsilahnya dengan urutan terbalik. Pemaparan terbalik
ini dimaksudkan Lukas untuk memfokuskan pikiran pembaca tentang
dari mana Kristus berasal. Kedua, Lukas sengaja menelusuri
silsilah Yesus, tidak hingga ke Abraham saja, tetapi juga hingga
ke awal penciptaan, dari Allah sendiri yang menciptakan Adam
(ayat 38). Ini bermakna, Lukas tidak hanya ingin menekankan
keyahudian Yesus, tetapi juga fakta bahwa Kristus adalah anak
Adam, bagian dari umat manusia secara umum (ayat 38). Ketiga,
dari penempatan silsilah yang tidak di permulaan Injilnya,
tetapi antara peristiwa pembaptisan dan pencobaan, Lukas ingin
memberikan penegasan atas identitas Yesus Kristus; siapakah Dia
yang dicobai Iblis lalu memulai pelayanan-Nya itu? Dia adalah
Anak Allah, tetapi juga manusia sejati. Kedua fakta ini akan
menjadi batu sandungan bagi sebagian orang, tetapi juga dasar
dari kabar baik tentang anugerah Allah yang membawa sukacita.
Termasuk dalam golongan manakah Anda sekarang?
Renungkan:
"Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan
kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan
kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran" (Yoh. 1:14).