Mengapa bersukacita dan memuji?
Bagi sanak keluarga Zakharia dan Elisabet, jelas karena
kelahiran anak bagi pasangan tersebut yang menunjukkan rahmat
Tuhan yang besar kepada mereka (ayat 57-58). Namun, alasan
mereka tidak hanya itu. Zakharia dan Elisabet punya alasan yang
lebih besar lagi. Alasan dari sukacita dan pujian itu lah yang
telah menyebabkan mereka melakukan dan mengalami hal-hal yang
membuat para sanak keluarganya heran (ayat 62), dan banyak orang
geger (ayat 65). Alasan itu tampak jelas melalui himne yang
dinyatakan oleh Zakharia. Himne Zakharia yang didasari oleh
kuasa Roh Kudus, di samping berfungsi sebagai pujian kepada
Tuhan (terutama 68-75, juga 78-79), juga merupakan nubuat
tentang Yohanes Pembaptis (ayat 76-77). Himne ini menunjukkan
karya penyelamatan Allah bagi Israel. Allah tidak pernah
melupakan umat-Nya, dan telah menjanjikan kepada Abraham dan
mereka yang bertahan kedamaian yang diisi dengan ibadah;
kelepasan dari musuh tanpa rasa takut.
Saat untuk ini telah mendekat, ditandai dengan kelahiran anak
Zakharia, Yohanes yang kemudian disebut Pembaptis. Karena itu,
sumber sukacita Zakharia tidaklah hanya kelahiran anaknya,
tetapi juga kedatangan Dia, yang jalan-Nya akan dipersiapkan
oleh Yohanes. Kedatangan-Nya, dan karya penyelamatan yang
dilakukan-Nya, sudah cukup untuk memicu pujian dan ucapan syukur
dari Zakharia ini (ayat 64, 68). Bagian ini ditutup dengan
catatan bagaimana Yohanes Pembaptis menjadi besar, dan tinggal
di padang gurun sampai saatnya ia mulai melayani Israel. Dengan
demikian, narasi Injil ini seakan-akan menahan nafas, menanti
kemunculan sang Mesias, Juruselamat, yang tinggal beberapa saat
lagi. Kedatangan Mesias adalah dasar lebih kuat lagi bagi
sukacita sejati kita.
Renungkan:
Apa yang sedang Anda siapkan menjadi dasar kegembiraan pada hari
Natal besok? Ada dua pilihan: semata karena Anda akan berlibur?
Atau karena Anda akan merenungkan kembali kebenaran kabar baik
Natal, lalu bergembira ria dan bersukacita bersama keluarga dan
teman?