Allah yang berpihak!
Dalam kehidupan dan percakapan sehari-hari, kadang kita bisa
rancu dalam mengartikan kata "adil". Adil sering diartikan sama
dengan ketidakberpihakan yang samar. Padahal, dalam sepakbola
misalnya, wasit yang adil adalah wasit yang berpihak kepada dan
membela siapapun yang mengikuti peraturan, dan berpihak melawan
siapapun yang melanggar. Contoh lainnya dapat kita lihat dari
inkarnasi Yesus Kristus. Arti inkarnasi Kristus, seperti yang
terulang-ulang di dalam seantero Kitab Suci, adalah merupakan
keberpihakan Allah kepada manusia, sesuai dengan janji, perintah
dan rencana-Nya yang adil dan pengasih. Lalu kepada siapa Allah
berpihak?
Di dalam nas-nas sebelumnya, tampak bagaimana Allah memakai dan
berpihak kepada seorang wanita tua yang tadinya mandul (juga
43), namun karena kehendak Allah, mengandung; dan seorang wanita
muda—Maria—yang juga karena campur tangan Allah sendiri
mengandung di luar nikah. Di pasal ini, Allah berpihak kepada
Maria, karena ia percaya (ayat 45). Dampak dari keberpihakan
Allah adalah Maria bergembira dan menganggap dirinya berbahagia.
Perbuatan-perbuatan besar-Nya, terutama melalui peristiwa Natal,
membuktikan hal itu (ayat 47-49). Tetapi, tidak hanya kepada
Maria saja. Nyanyian pujian Maria yang sarat dengan kutipan dan
singgungan kepada nas-nas PL ini juga menyatakan bahwa Allah
berpihak kepada mereka yang takut akan Dia (ayat 51), kepada
orang-orang rendah (ayat 52), kepada orang-orang miskin (ayat
53), dan terakhir kepada Israel, yang disebut "hamba-Nya" (ayat
54-55). Karena itu, Allah memposisikan diri melawan orang-orang
yang congkak dan angkuh (ayat 51), yang berkuasa (ayat 52), dan
yang kaya (ayat 53).
Renungkan:
Bagi Kristen masa kini, keberpihakan Allah berimplikasi dua hal.
Pertama, Allah terhadap umat-Nya: kita patut bersyukur dan
memuliakan Allah, karena Allah yang adil itu aktif berpihak,
mengerjakan rencana-Nya bagi kita umat-Nya. Kedua, respons kita
terhadap keberpihakan Allah: penting bagi kita untuk menunjukkan
keberpihakan kita kepada Allah melalui hidup kita sehari-hari.