Habakuk 3
Minggu Advent 3


Diri yang memuji.

Dalam keheningan dan kesadaran akan tidak utuhnya kehidupan,
Habakuk mulai bernyanyi (ayat 1,19b). Nyanyian memerlukan ruang
untuk beresonansi. Ruang getar itu adalah sikap batin yang
lapang, menerima dan menunggu wawasan baru. Dalam ruang itu,
nyanyian menemukan daya kreatifnya, mencipta ulang diri kita
yang putus asa melihat realitas tak kunjung bahagia.Habakuk
bernyanyi dari masa lalu. Pikirannya menerawang ke belakang, dan
dari bibirnya terlontarlah ingatan tentang karya-karya Allah.
Habakuk merindukan pengulangan, suatu kebangkitan kembali kuasa
Allah. Allah memang murka, namun bukankah esensi diri-Nya tidak
hanya murka, melainkan juga kasih? Ingatan ke belakang ini
menjadi suatu ajakan kepada Allah juga untuk melakukan
perjalanan menapaki sejarah-Nya. Memori dari yang insani dan
Ilahi akan beriring menuju realisasi harapan.


Habakuk mengingat pekerjaan-pekerjaan Allah pada waktu zaman
Keluaran (ayat 3-15). Ia dikatakan datang dari Teman dan Paran,
lokasi-lokasi yang mengingatkan kita akan pertolongan Allah bagi
Israel (bdk. Ul. 33:2). Kemuliaan-Nya digambarkan sebagai
bercahaya, simbol kekuatan dan keagungan. Yahweh yang
digambarkan sebagai "orang" penting diiringi oleh dua ajudan-
Nya: penyakit sampar dan demam. Keduanya adalah disembah oleh
orang-orang Kanaan sebagai dewa-dewa. Di sini Yahwehlah yang
berkuasa mengendalikan musibah-musibah itu. Penampakan-Nya
melalui kekuatan-kekuatan alam membuat mereka yang melakukan
ketidakadilan gemetar (ayat 7).


Allah juga adalah Allah yang berperang. Ia melawan sungai dan
samudera, lebih berkuasa dari dewa-dewa samudera bangsa Kanaan.
Ia adalah ksatria Ilahi. Dengan "berkendara kuda" Ia maju dengan
gagah berani dan menjadi pahlawan bagi umat-Nya.


Habakuk menyudahi nyanyiannya dengan kegentaran. Ia akan menunggu
dalam kesesakan. Ia tidak akan lari. Ratapan tergantikan dengan
sorak-sorai.


Renungkan:

Kalau Anda lari dari kehilangan, Anda akan makin terpuruk dalam
kehampaan. Bernyanyilah dalam ruang kosong!

Scripture Union Indonesia © 2017.