Bumi yang sunyi.
Menanti. Mungkin itulah yang menjadi pekerjaan manusia seumur
hidupnya. Habakuk berdiam diri. Surga sunyi, bumi pun sunyi. Ia
hanya bisa melihat, memperhatikan, menanti datangnya pencerahan.
Tuhan pun angkat bicara. Suatu kepastian tiba: orang benar akan
hidup oleh iman. Kebenaran itu bukan sekadar satu pemahaman,
namun tindakan, kebergantungan penuh kepada Allah. Orang-orang
tertindas memang lemah, mereka tidak berdaya. Namun, kala mereka
beriman kepada Allah, maka kehidupan yang benar semacam itu akan
menyelamatkan mereka – Allah siap sedia menjaga.Kesunyian
dibalas oleh Allah dengan nyanyian-nyanyian, lima kutukan bagi
Babel. Pertama, celaka bagi mereka yang meraup harta orang
secara tak jujur (ayat 6-8). Para penjarah ini tak kenal belas
kasih, kadang menyita harta milik seorang yang berhutang secara
prematur begitu saja tanpa peri kemanusiaan lagi. Peringatan
telah datang kepada mereka bahwa sisa-sisa korban yang tak
berdaya akan bangkit dan menjadi pemenang. Kejahatan akan
dibalaskan.
Kedua, celaka bagi mereka yang melakukan eksploitasi untuk
kepentingan dirinya atau kepentingan dinastinya (ayat 9-11).
Orang-orang semacam ini membahayakan hidup orang lain.
Ketidakadilan menempel pada diri mereka, bahkan batu-batu rumah
pun meminta kebenaran! Ketiga, ada pula orang-orang yang
menyebarkan kekerasan (ayat 12-14). Kecelakaan juga akan menimpa
mereka. Sebaliknya, pengetahuan akan kemuliaan Allah terpatri
akan memenuhi bumi. Pengetahuan ini bukan teoretis sifatnya,
namun aktual secara penuh dalam segala keadaan nyata. Kehidupan
sepenuhnya akan memancarkan sifat-sifat kemuliaan Allah yang
kudus dan adil. Kedamaian akan bertakhta. Keempat, kutuk akan
datang kepada mereka yang meninggikan diri dengan mempermalukan
orang lain (ayat 15-17). Terakhir, para penyembah berhala akan
mendapatkan celaka. Mereka bicara kepada berhala-berhala yang
bisu. Sebaliknya, seluruh bumi seharusnya diam. Allah telah
berbicara!
Renungkan:
Allah ada di surga, dan kita di bumi. Dalam keheningan dan
kesunyian batinlah suara Ilahi datang menyapa kita.