Ia juga berkarya melalui peristiwa seperti ini.
Pada 612 SM kota Niniwe dihancurkan oleh koalisi pasukan Babel
dan Media. Pasukan-pasukan ini, yang memang berseragam merah
(ayat 3) maju menyerang dan berhasil masuk ke dalam kota (ayat
1, 3-5). Saat itu terjadilah kekacauan, ratapan, perendahan, dan
kehancuran (ayat 7-10). Kekaisaran Asyur, yang para rajanya
mempersamakan kekuatan militer mereka dengan kekuatan singa,
telah kehilangan sarangnya (ayat 11). "Sarang singa" yang
biasanya menampung "hasil terkaman" dari bangsa-bangsa lain yang
menjadi korban (ayat 12), kini dijarah habis-habisan (ayat 9).
Penduduk yang gagah berani pun, kini ketakutan dan lari
meninggalkan kota mereka (ayat 8).Berita Nahum jelas. Di balik
peristiwa yang menjadi tonggak sejarah besar zaman itu, Allah
bertindak. Musuh utama Asyur bukanlah Babel ataupun Media,
tetapi terutama Allah sendiri (ayat 13). Melalui pergolakan
bangsa-bangsa, Allah melaksanakan maksudnya untuk menghukum,
merendahkan, dan menghancurkan Asyur. Dan semua itu terjadi
pula, demi dipulihkannya kebanggaan Yehuda, umat Allah yang juga
telah sangat menderita karena penindasan Asyur (ayat 2).
Kini berita-berita di berbagai media penuh dengan ulasan mengenai
perang, kehancuran atau kejayaan suatu bangsa, negara atau
daerah, dan berbagai pernik perpolitikan internasional dan
ataupun kondisi sosial-politik bangsa kita. Segala manuver
politik, ketakutan, amarah, ketidakpastian, krisis, plus
berbagai analisa sebab-akibat yang rasional seakan-akan tidak
menyisakan lagi tempat bagi kehadiran dan peran Allah sebagai
Tuhan atas sejarah. Namun, bagi orang percaya yang kini makin
dalam situasi terdesak, berita Nahum meneguhkan prinsip iman dan
seharusnya menjadi penghiburan yang menyegarkan. Allah tidak
lepas tangan dari berbagai peristiwa sejarah. Ia lebih kuat dan
akan melawan kekuatan dunia manapun, yang mungkin penindasannya
terasa lebih riil bagi Kristen daripada kehadiran Allah.
Renungkan:
Allah memegang kendali atas perjalanan sejarah bangsa ini dan
gereja yang bersaksi di dalam-Nya. Panggilan kita bukan untuk
mengabarkan berita-berita burung yang menggoyahkan jiwa tetapi
kabar tentang Kerajaan Allah yang basti berjaya.