Pelanggaran Israel semakin bertambah.
Pemberitaan Hosea yang begitu keras tentang berbagai pelanggaran
yang dilakukan Israel, ternyata tidak membuat Israel semakin
baik, malah makin bertambah-tambah pelanggarannya (ayat 1).
Kemakmuran yang dicapai Israel pada abad ke-8 SM tidak membawa
Israel kepada relasi yang lebih dekat lagi dengan Allah, tetapi
sebaliknya. Kemakmuran justru makin membuat Israel meninggalkan
Allah. Hal itu terjadi karena Israel beranggapan bahwa Allah
Israel hanya Allah padang gurun dan bukan Allah pertanian.
Mereka menganggap bahwa kesuburan manusia, ternak, dan pertanian
tidak berasal dari Allah, melainkan dari dewa kesuburan Kanaan,
yaitu Baal. Keterikatan bangsa Israel dengan konsepsi-konsepsi
keagamaan dan berhala Kanaan membuat Israel meninggalkan nilai-
nilai moral yang terkandung dalam iman Israel.Penghukuman atas
Israel mengandung beberapa makna penting. Pertama, merupakan
pernyataan akan kebenaran Allah karena Israel sama sekali tidak
lagi mengingat Allah dalam kehidupan mereka, karena anggapan
yang salah tentang asal-usul kemakmuran yang dicapainya. Kedua,
penghukuman Allah itu (ayat 5,8,10,14) dilihat juga sebagai
penegakan kembali akan kebenaran Allah di tengah-tengah umat-Nya
(ayat 3,12). Ketiga, penghukuman Allah akan menyadarkan umat
bahwa kesuburan yang mereka alami tidak berasal dari dewa-dewa
kesuburan Kanaan, melainkan Allah. Seharusnya umat mengetahui
bahwa yang berperan dalam kehidupan mereka baik di padang gurun
maupun di Kanaan adalah Allah sendiri.
Umat tidak perlu selalu memandang negatif setiap malapetaka yang
menimpanya. Sebab di balik penghukuman Allah, Allah bermaksud
membuka mata kita tentang berbagai perbuatan tangan-Nya dalam
kehidupan kita. Itulah sebabnya kita harus selalu mengucap
syukur kepada Allah baik pada waktu senang maupun pada waktu
susah.
Renungkan:
Dalam kedatangan Yesus di Betlehem, Allah telah menyatakan
kebenaran dan keadilan-Nya kepada dunia. Karena itu mestinya
kita melawan setiap penindasan dan pemerkosaan atas nilai-nilai
kemanusiaan.