Relasi tanah Kanaan dan keumatan umat.
Tanpa tanah, status Israel sebagai umat Allah tidaklah lengkap.
Tanah perjanjian adalah tempat Israel memelihara dan membina
hubungan kasih dengan Allah dan sesamanya. Kanaan merupakan
tempat Israel beribadah kepada Allah. Karena itu, ketika Israel
beribadah kepada allah-allah lain, maka Allah akan membuang
Israel dari tanah perjanjian itu. Mereka tidak lagi menikmati
kemakmuran, damai sejahtera, dan kekayaan tanah perjanjian.
Tanah perjanjian sangat penting dalam konteks keumatan Allah.
Tanpa tanah berarti penolakan terhadap keumatan Allah (ayat
1,4,5,10-17). Israel akan dibuang ke Asyur. Di tempat itu Israel
akan memakan makanan yang najis, yang menyebabkan mereka menjadi
najis (ayat 3,4). Di tempat itu tingkah laku umat tidak lagi di
atur menurut pengajaran atau taurat Tuhan. Di sana mereka akan
mengkuti kebiasaan bangsa Asyur (bdk. 4). Ungkapan "roti mereka
adalah seperti roti perkabungan," kemungkinan menjelaskan
tentang makanan yang disediakan di tempat mayat disemayamkan.
Kita bisa melihat beberapa hal penting tentang tanah. Pertama, tanah
merupakan unsur penting bagi umat Allah dalam membina hubungan
kasih dengan Allah dan sesama. Kedua, tanah merupakan tempat
bagi Allah untuk menyatakan kebaikan-Nya. Ketiga, tanah juga
merupakan tempat bagi umat untuk berespons kepada kasih dan
kebaikan Allah.
Kita bersyukur kepada Allah, karena Allah telah mengaruniakan tanah
yang luas dan subur bagi seluruh rakyat Indonesia. Sayangnya,
kita sebagai bangsa masih belum dapat memanfaatkan tanah ini
untuk kepentingan Allah. Tanah tempat kita berpijak lebih banyak
digunakan untuk menindas sesama. Celakanya lagi, ada orang di
negeri yang luas dan subur ini yang tidak memiliki tanah. Itu
juga terjadi karena penindasan.
Renungkan:
Kiranya natal kita tahun ini membawa angin baru yang mendamaikan
dan memusnahkan kekerasan yang kian menjadi-jadi di negeri
tercinta ini.