Dosa-dosa Israel dirinci.
Pasal ini diawali dengan maksud Allah untuk menyeret Israel ke
meja hijau Allah, karena banyak kesalahan yang dilakukan Israel
(ayat 1). Ungkapan pada ayat 1 merupakan ungkapan kunci dan
sentral dalam pemberitaan Hosea, tentang betapa dalam dan
hebatnya kesalahan-kesalahan yang dilakukan Israel. Untuk semua
yang Israel lakukan, Allah akan bertindak bukan sebagai suami
tetapi sebagai Hakim. Dalam hal ini Allah tidak hanya
mengadukan orang Israel, tetapi juga para imam dan para nabi
(ayat 4-5) yang mestinya menuntun umat kepada jalan Allah. Para
imam dan para nabi ternyata tidak menjalankan tugas sesuai
dengan panggilannya sebagai nabi ataupun imam. Mereka lebih
mengutamakan materi ketimbang menyatakan kebenaran Allah (ayat
6,8). Bahkan Hosea melihat bahwa pejabat agamalah yang
memelopori sikap menolak pengenalan akan Allah (ayat 6). Kata
‘menolak’ berasal dari kata Ibrani ‘yada’ yang berarti menolak
persekutuan yang intim dengan Allah, dan berselingkuh dengan
ilah-ilah lain (ayat 12-14,17). Dengan demikian penolakan
terhadap pengenalan akan Allah sama dengan kehidupan yang
disesatkan oleh roh perzinahan (ayat 12). Sikap para pejabat
agama ini menyebabkan umat lari meninggalkan Allah, dan percaya
kepada petenung dan berhala-berhala Kanaan (ayat 12,13). Bahkan
dengan sikap atraktif mereka mempersembahkan kurban di puncak-
puncak gunung dan di atas bukit-bukit.
Allah tidak tinggal diam melihat sikap penolakan umat terhadap Diri-
Nya. Allah tidak hanya menghakimi tetapi juga menghukum! Rakyat
Israel dan para pejabat agama akan mendapat hukuman yang sama
dari Allah (ayat 9,10). Namun, dibalik penghukuman itu ada juga
berita pengharapan (ayat 15).
Renungkan:
Pemimpin agama adalah panutan umat yang digembalakannya. Apakah
kita sebagai pemimpin umat baik sebagai presbiter, pendeta dan
lain-lainnya masih menjunjung tinggi makna terdalam keberadaan
kita sebagai pemimpin umat? Atau jangan-jangan godaan roh
perzinahan itu telah membuat kita terseret kepada godaan-godaan
roh penyimpangan.