Tuaian di bumi.
Dari bukit Sion, penglihatan beralih ke bumi. Ketiga malaikat
muncul. Malaikat pertama, mengumandangkan seruan pertobatan
seraya membentangkan Injil kepada umat manusia. Malaikat kedua,
mengumumkan keruntuhan Babel, simbol perikehidupan yang rusak
moral, yang telah meracuni bangsa-bangsa dengan
ketidakbermoralan. Malaikat ketiga, mengumumkan nasib akhir para
pengikut dan penyembah sang binatang, yakni siksa neraka di
hadapan Anak Domba dan malaikat-malaikat-Nya. Pengumuman itu
merupakan suatu penghiburan bagi orang-orang kudus yang sedang
berjuang di muka bumi karena iman mereka (ayat 13).Menyusul,
penglihatan mengenai penuaian di bumi. Muncul dua sosok. Yang
pertama seperti Anak Manusia bermahkota emas—yang dimaksud
adalah Kristus—bersabit tajam, dan menurut waktu yang telah
ditentukan Allah, Ia menuai. Artinya, masa dispensasi Ilahi
telah berakhir. Sang Anak Manusia mengumpulkan orang-orang yang
memiliki tanda nama-Nya dan nama Bapa-Nya di dahi mereka.
Sosok yang kedua, yakni malaikat, memiliki corak peran yang agak
berbeda dalam penuaian itu. Muncul dari Bait Suci sorgawi dan
bersabit tajam. Ia memotong buah-buah anggur yang sudah masak
dan melemparkannya ke dalam kilangan besar yang merupakan
lambang murka Allah. Itulah murka Allah sepenuhnya, bukan lagi
sekadar malapetaka peringatan. Kali ini meliputi segenap umat
manusia yang tidak termasuk milik Sang Anak Manusia.
Renungkan:
Bagi para pengikut setia Kristus, kematian maupun perjumpaan
dengan Kristus pada kedatangan-Nya kembali merupakan penghiburan
besar.