Setengah jam yang menentukan.
Setelah pasal 7, yang seluruhnya merupakan suatu sisipan yang
menghiburkan, kini kita sampai kepada pembukaan meterai yang
ketujuh dan terakhir dari gulungan kitab yang memuat rencana
Allah. Ketika Anak Domba membuka meterai ketujuh, setengah jam
lamanya terjadi suasana sunyi senyap di surga. Setengah jam yang
senyap itu sangat khusyuk karena sedemikian serius dan
menentukan. Kita dapat membayangkan bahwa waktu setengah jam
ini, Allah pakai untuk memikirkan hal-hal yang menyangkut masa
depan dunia. Allah memikirkan tentang sesuatu yang serius dan
penting. Seperti, penghakiman yang akan Allah lakukan,
berakhirnya zaman, serta diperhitungkannya status kekal tiap
makhluk hidup. Hanya "setengah jam" Allah berdiam diri untuk
menentukan nasib akhir dunia yang Dia ciptakan. Akhir dari
"setengah jam" berdiam diri, Allah mengutus tujuh malaikat
dengan tujuh sangkakala. Tak pelak lagi zaman ini akan berakhir.
Pada intinya, bunyi sangkakala mengandung dua makna. Pertama,
seperti yang sering dipergunakan dalam Perjanjian Lama, bunyi
sangkakala berfungsi untuk memberi tanda isyarat sehingga
membuat orang siaga (lih. Bil. 10:1-10). Kedua, bunyi sangkakala
acapkali terdengar dalam Perjanjian Baru berkenaan dengan
kesudahan dunia (lih. Mat. 24:31; 1Kor. 15:52; 1Tes. 4:16).
Sebenarnya bencana yang akan Allah timpakan atas bumi, bertujuan
agar manusia siaga menghadapi Hari Tuhan. Kehancuran yang
meliputi unsur-unsur alam di luar kontrol manusia, akan terjadi.
Renungkan:
Panggilan kita bukanlah mencari tahu bila itu terjadi, tetapi
hidup layak bagi kedatangan-Nya.