Pemuda yang belum berpengalaman merupakan korban empuk bagi jeratan perempuan sundal yang licik. Sebab itu sang ayah menasihati si anak agar memperhatikan bahaya ini karena banyak sekali pemuda termakan jerat (26) yang menghancurkan itu.
Sang ayah berkisah tentang seorang muda yang tidak berpengalaman (7). Ia berjalan-jalan dan mungkin tanpa sadar melangkah menuju rumah seorang perempuan...
Narator dalam ayat 1-3 memperkenalkan Hikmat yang berseru-seru di tempat yang tinggi, di tepi jalan, di persimpangan jalan, dan di pintu gerbang. Ini berarti suara Hikmat dapat didengar oleh orang-orang yang lalu lalang karena ia ada di tempat tinggi. Banyak orang yang akan mendengar dia karena dia ada dipersimpangan jalan dan di pintu gerbang kota yang merupakan pusat segala kegiatan. Dari apa...
Setelah Hikmat memperkenalkan dirinya (12-21), Hikmat menunjukkan apa yang telah dilakukan (22-31) dan kemudian kembali mengundang anak muda untuk mendengar dia (32-36). Siapakah Hikmat ini?
Perkataan Hikmat pada ayat 22 lebih tepat diterjemahkan sebagai "Tuhan telah mengeluarkan (atau "melahirkan, " bukan "menciptakan" seperti terjemahan LAI) aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya" (22). Ini...
Tahun 70an ada film Indonesia yang mengisahkan seorang guru yang karena kemiskinannya menggelapkan inventaris kantor di sekolahnya. Ia terpaksa melakukan hal tersebut agar dapat membiayai istrinya yang akan melahirkan. Sang guru tersebut menanggung rasa bersalah yang begitu besar, sampai hujan-hujanan ia berupaya menemui pimpinannya untuk mengaku kesalahannya dan meminta pengampunan. Akhir cerita...
Ada lagu Sekolah Minggu mengenai dua jalan: yang satu lebar, yang lain sempit. Gambaran tentang jalan ada di pasal sebelumnya dalam nasihat sang ayah kepada si anak agar memilih jalan yang benar dan tidak memilih jalan yang menuju maut. Jalan-jalan tersebut mewakili perjalanan kehidupan.
Nas hari ini merupakan klimaks dari Amsal 1-9, yang memberikan kejelasan mengenai dua jalan yang dimaksud....
Orang bebal berkata dalam hatinya, "tidak ada Allah" (Mzm. 14:1). Pantaskah julukan ini diberikan kepada Israel yang digambarkan dalam perikop ini? Yesaya membandingkan bangsa Israel dengan lembu dan keledai. Kalau ternak ini mengenal pemiliknya, maka bangsa Israel bukan saja tidak mengakui Tuhan yang memelihara hidup mereka, malahan memberontak kepada Sang Pemilik (2-4).
"Yang Mahakudus,...
Perikop hari ini mengontraskan keadaan moral bangsa Israel dengan sandiwara ritual keagamaan yang mereka mainkan. Perhatikanlah bahwa di awal seruan ini pemimpin maupun rakyat Israel diidentikkan dengan pemimpin Sodom dan rakyat Gomora. Menyambung pembahasan renungan kemarin, ini artinya sebenarnya moralitas dan perilaku mereka sudah memberikan Tuhan alasan yang lebih dari cukup untuk membinasakan...