Pembalas tapi sabar?!
Kini kita sudah terbiasa dengan mengunyah permen yang sekaligus
memberikan rasa manis, asam dan asin. Sayang, wawasan dan
pemahaman kita tentang karakter Allah tidak seluas wawasan dan
pemahaman kita tentang permen. Mungkin kita telah mempunyai
pemahaman dan pengetahuan teologis yang benar dan seimbang
tentang Allah, tetapi sering...
Ia juga berkarya melalui peristiwa seperti ini.
Pada 612 SM kota Niniwe dihancurkan oleh koalisi pasukan Babel
dan Media. Pasukan-pasukan ini, yang memang berseragam merah
(ayat 3) maju menyerang dan berhasil masuk ke dalam kota (ayat
1, 3-5). Saat itu terjadilah kekacauan, ratapan, perendahan, dan
kehancuran (ayat 7-10). Kekaisaran Asyur, yang para rajanya...
Setinggi-tingginya langit ... toh akan jatuh juga!
Plesetan yang asal-asalan dari seorang teman ini ternyata
mengena dengan apa yang dialami Asyur. Kekaisaran Asyur, negara
adidaya dengan kekuatan militer yang sangat ditakuti waktu itu,
jatuh semudah buah matang yang digoncang pelan (ayat 12). Nahum
membandingkan Tebe, ibukota Mesir yang secara strategis...
Surga yang sunyi.
Ketika manusia mengharapkan sebuah respons namun tak terbalas,
kesunyian itu mulai mengerikan. Manusia masuk ke dalam misteri
tak bertara, membuatnya takut, sedih, kadang murka. Bagaimana
pula bila surga menjadi sepi, tiada lagi kata-kata Ilahi
menjumpai yang insani? Manusia butuh penjelasan yang rasional.
Ia butuh bahasa. Dalam bahasa,...
Bumi yang sunyi.
Menanti. Mungkin itulah yang menjadi pekerjaan manusia seumur
hidupnya. Habakuk berdiam diri. Surga sunyi, bumi pun sunyi. Ia
hanya bisa melihat, memperhatikan, menanti datangnya pencerahan.
Tuhan pun angkat bicara. Suatu kepastian tiba: orang benar akan
hidup oleh iman. Kebenaran itu bukan sekadar satu pemahaman,
namun tindakan, kebergantungan...
Diri yang memuji.
Dalam keheningan dan kesadaran akan tidak utuhnya kehidupan,
Habakuk mulai bernyanyi (ayat 1,19b). Nyanyian memerlukan ruang
untuk beresonansi. Ruang getar itu adalah sikap batin yang
lapang, menerima dan menunggu wawasan baru. Dalam ruang itu,
nyanyian menemukan daya kreatifnya, mencipta ulang diri kita
yang putus asa melihat realitas...
Bagaimana dan mengapa mengetahui kebenaran?
Prolog Injil Lukas memberitahukan kepada kita tentang apa tujuan
penulisan Injil ini, yaitu agar Teofilus yang di sebut ’yang
mulia’ (ayat 1) mengetahui kebenaran dari pengajaran yang
diterimanya. Untuk tujuan ini, setelah melakukan semacam riset
(ayat 3), maka Lukas menulis Injilnya.Bila besar kemungkinan
...