Akibat Ketidaksetiaan

Mazmur 89:39-53
Minggu Adven ke-1
Semua pilihan yang dibuat dalam hidup pasti memiliki konsekuensi, baik kepada diri sendiri maupun orang di sekitar yang terkait dengan pilihan tersebut. Ketika memilih taat atau tidak taat kepada Tuhan, pasti ada konsekuensi yang harus kita terima.

Konteks Mazmur 89 adalah kesetiaan Tuhan, baik kepada Daud atau pun umat-Nya, yang tidak lekang oleh waktu. Bagian terakhir dari Mazmur ini mengindikasikan ketidaksetiaan umat kepada Tuhan dan firman-Nya. Sekalipun hal ini tidak mengubah kesetiaan Tuhan terhadap janji-Nya, namun ketidaksetiaan itu tidak dapat menghindari umat dari hukuman Allah.

Hukuman Allah atas umat-Nya tetap dinyatakan untuk menunjukkan sifat Allah, yaitu Allah yang Mahakasih itu juga mahaadil dan mahakudus. Saat umat-Nya melanggar hukum dan ketetapan-Nya, mereka akan dihukum berdasarkan perbuatannya.

Pemazmur juga menggambarkan hukuman dan kemarahan Tuhan seolah-olah Tuhan meninggalkan dan menyembunyikan diri dari umat-Nya. Di sini pemazmur berbicara tentang cara Allah menghukum mereka, yakni membiarkan umat-Nya ditindas oleh bangsa-bangsa lain. Kehancuran Yerusalem dan pembuangan Israel memperlihatkan tindakan Allah yang membiarkan umat-Nya ditindas oleh bangsa-bangsa.

Murka Allah yang bernyala-nyala atas dosa manusia diekspresikan sepenuhnya di atas kayu salib. Allah menghukum dosa umat manusia dalam murka yang ditimpakan kepada Putra-Nya sendiri.

Kita bersyukur Tuhan telah menanggung dosa, yaitu maut. Kita berterima kasih karena Allah tidak meninggalkan kita selamanya. Ia senantiasa mencari kita yang terhilang melalui Yesus Kristus. Hal ini bukan berarti kita bebas melakukan apa saja tanpa konsekuensi. Ketidaktaatan kepada Tuhan ada konsekuensinya dalam hidup. Karena itu, jangan bermain-main dengan murka Tuhan.

Doa: Tuhan, ajar aku tetap setia kepada-Mu sehingga Engkau berkenan kepadaku. [AB]
Aksi Bali
Scripture Union Indonesia © 2017.