Anak Daging vs Anak Perjanjian

Roma 9:1-18
Minggu ke-25 sesudah Pentakosta
Paulus dikenal sebagai rasul bagi orang non-Yahudi. Itu juga yang sering dikatakan Sang Rasul dalam surat-suratnya. Paulus terkadang dianggap sebagai rasul yang tidak mengindahkan Taurat, khususnya perihal kewajiban sunat kepada orang non-Yahudi ketika mereka menjadi Kristen. Paulus dengan tegas menyatakan bahwa orang non-Yahudi tak perlu melakukan kewajiban sunat (lih. Gal. 5:6). Namun demikian, nas hari ini menegaskan betapa Paulus sungguh mengasihi bangsa Israel. Ayat 1-3 begitu jelas! Dengan sedikit emosional, Paulus rela dikutuk oleh Allah dan dipisahkan dari Kristus. Alasan Paulus adalah meski Israel bukan bangsa yang terbaik, tetapi Allah telah melimpahi mereka dengan begitu banyak hal yang istimewa! (4-5). Karena itu, Paulus percaya bahwa rencana Allah tak pernah gagal. Logika Paulus sungguh sederhana: "Tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel dan tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham" (6-7). Paulus mengingatkan jemaat di Roma bahwa anak-anak Allah bukanlah anak-anak daging, tetapi anak-anak perjanjian. Dengan mengutip kisah dua leluhur, Sara dan dan Ribka, Paulus menegaskan bahwa keselamatan adalah anugerah semata, dan bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya. Bagaimana dengan kita? Kita bukanlah anak-anak Allah menurut daging, melainkan anak-anak perjanjian dalam Yesus Kristus. Karena itu, bersyukurlah jika kita telah dipilih-Nya menjadi anak-anak-Nya. Pilihan itu tak seharusnya membuat kita sombong karena pada dasarnya pilihan itu adalah anugerah-Nya semata. Rasa syukur itu semestinya diperlihatkan dengan terus bersikap dan bertindak sebagai anak-anak-Nya. Bersikap dan bertindak sebagai anak-anak Allah merupakan keniscayaan karena kita telah diangkat sebagai anak-anak-Nya. Yang aneh adalah ketika seorang yang mengaku sebagai anak-anak Allah ternyata tidak hidup seperti Bapanya. Bukankah buah jatuh (semestinya) tak jauh dari pohonnya??
Charles Christano
Scripture Union Indonesia © 2017.