Tetap Percaya Tuhan di Masa Sukar

Mazmur 25

Pepatah mengatakan, "Sudah jatuh, tertimpa tangga pula", kira-kira seperti itulah gambaran kondisi Daud. Dalam mazmur ini, Daud berhadapan dengan orang-orang yang membencinya (2, 19). Ia juga merasa kesepian dan menderita (16). Ia berada dalam kondisi terdesak (17). Ia sengsara dan mengalami kesukaran karena dosa (18).


Bila kita mengalami seperti yang dialami Daud, kita mungkin akan putus asa, mengeluh, bahkan marah kepada Tuhan. Namun menariknya, Daud tidak merespons seperti itu. Ia memilih berdoa dan tetap percaya Tuhan di tengah kesukarannya. Perhatikan cara Daud menyatakan kepercayaannya kepada Tuhan: kuangkat jiwaku (1), kepada-Mu aku percaya (2), Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari (5), mataku tetap terarah kepada Tuhan (15), aku berlindung kepada-Mu (20), aku menanti-nantikan Engkau (21).


Mengapa Daud tetap percaya Tuhan di masa sukar? Karena ia mengenal Allahnya. Ia mengenal bahwa Allah adalah penyelamatnya (5), penuh rahmat dan kasih setia (6), yang memberi kebaikan (7), yang bergaul dekat dengan orang yang takut akan Dia (14), yang peduli pada sengsara umat-Nya (15-20). Kepada Tuhan yang demikian, Daud berseru. Oleh karena itu, di tengah kesesakannya, Daud mencari Tuhan (4), terbuka pada ajaran-Nya (5), memohon pengampunan-Nya (7, 11), dan berharap pada penghiburan dan kekuatan-Nya (16-19). Meski situasi hidup menyesakkan dada, tetapi Daud tetap percaya bahwa Allah akan menolong. Bahkan kepercayaan itu membuat Daud berseru kepada Tuhan untuk membebaskan umat Israel dari segala kesesakannya (22).


Dalam menjalani hidup, pengenalan kita terhadap firman-Nya dan pengalaman kita bersama-Nya akan memupuk kepercayaan dan kasih kita kepada-Nya. Nantikanlah Tuhan dan tetaplah percaya pada-Nya dalam segala keadaan, karena Dialah Allah Penyelamat kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.