Jangan gantikan Allah dengan berhala

Yeremia 7:29-8:3

Dipermalukan! Itulah hukuman terhadap umat Allah karena telah mencemarkan Bait Allah dengan menempatkan dewa-dewa mereka di sana (7:30). Umat juga mendirikan bukit-bukit pengurbanan di Tofet, di Lembah Ben-Hinom, di sebelah selatan Yerusalem. Di situ, umat mempersembahkan anak-anak mereka sebagai kurban bakaran bagi dewa-dewa mereka (7:31). Praktik semacam ini muncul pada masa pemerintahan Raja Ahas dan Manasye (2Raj. 16:3; 21:6). Raja Yosia sebenarnya menghapuskan praktik pengurbanan manusia pada masa pemerintahannya (2Raj. 23:10), tetapi umat menghidupkan kembali praktik ibadah semacam ini sesudah Yosia wafat (Yeh. 20:25-26).


Bagi Tuhan sendiri, perbuatan itu jahat dan jelas akan mendatangkan murka-Nya. Maka hukuman terhadap umat segera menjelang di depan mata. Musuh dari Utara akan datang menyerbu dan menghancurkan mereka sehingga mayat-mayat mereka akan memenuhi Lembah Ben-Hinom hingga kemudian dinamai Lembah Pembunuhan. Kuburan massal itu akan menjadi tempat bagi hewan-hewan buas untuk mencari makanan. Dalam budaya Timur Dekat kuno, mati tanpa dikubur merupakan sebuah tragedi dan penghinaan. Hukum Taurat sendiri mengatur bahwa para pelaku tindak kejahatan pun harus dikuburkan (Ul. 21:23).Bukan hanya itu, kubur para pemimpin bangsa dan pemuka agama, serta seluruh penduduk Yerusalem pun akan digali (8:1). Tulang belulang mereka akan diserakkan begitu saja, di depan matahari, bulan, dan tentara langit, yang sebelumnya mereka sembah (8:2). Sungguh ironis, apa yang mereka sembah ternyata tidak mampu berbuat apa-apa untuk menolong mereka. Sementara itu, orang-orang yang masih bisa bertahan hidup selanjutnya akan dibuang ke negeri asing (29). Namun mereka akan merasa lebih baik mati daripada hidup seperti itu.


Betapa mengerikan hidup dan matinya orang-orang yang berpalling dari Allah kepada berhala-berhala. Oleh karena itu, jangan gantikan tempat Allah dalam hidup kita dengan berhala apa pun, sebab besar hukumannya.

Scripture Union Indonesia © 2017.