Menang karena firman

Lukas 4:1-13

Seorang teolog pernah menuliskan bahwa setiap detail hidup manusia harus diliat dari sudut pandang teologi. Maksudnya, segala yang terjadi dalam hidup kita, harus dilihat dari sudut pandang Allah, bukan berdasarkan pandangan manusia.


Perikop ini memperlihatkan kepada kita cara Yesus mengatasi pencobaan. Saat itu Yesus dituntun Roh Kudus ke padang gurun (1). Setelah berpuasa selama empat puluh hari empat puluh malam, Yesus merasa lapar. Lapar merupakan salah satu titik lemah manusia. Dalam keadaan lapar orang bisa kalap dan gelap mata hingga dapat melakukan apa saja untuk menghilangkan rasa laparnya. Iblis memanfaatkan kesempatan itu untuk menjebak Yesus. Kebutuhan Yesus saat itu akan makanan dipakai Iblis dengan mengusulkan cara pemenuhan kebutuhan yang tidak pada tempatnya, karena tidak sesuai firman Allah (2-3). Dalam pencobaan kedua, Iblis menawarkan kuasa atas dunia kepada Yesus melalui satu cara mudah, yaitu menyembah Iblis (6-7). Padahal rencana Bapa bagi Yesus adalah untuk menderita terlebih dahulu, baru kemudian masuk ke dalam kemuliaan-Nya (Luk. 24:26). Pada pencobaan ketiga, Iblis meminta Yesus mencobai Allah untuk melakukan sesuatu hal yang ajaib bagi diri-Nya (9-11).


Dalam peristiwa itu, Yesus memperlihatkan diri-Nya sebagai manusia biasa yang dapat mengalami pencobaan. Namun Ia tidak mau dikalahkan pencobaan. Caranya? Ia menggunakan firman Tuhan. Firman Tuhan adalah senjata yang dapat kita pakai juga tatkala Iblis berusaha mencobai atau memperdaya kita. Bila kita tidak kenal firman Tuhan, kita bagaikan prajurit yang maju ke medan perang tanpa senjata. Kalau demikian, bagaimana kita dapat berjuang melawan musuh? Kita pasti kalah! Bahkan, jangankan melawan, kita mungkin malah "menikmati" setiap pencobaan yang dilancarkan Iblis karena kita tidak tahu bahwa hal itu salah. Maka pahami firman Tuhan dan ketahui apa kehendak Tuhan bagi kita, anak-anak-Nya, hingga kita bisa bertahan dari serangan tipu muslihat Iblis yang selalu berupaya menjatuhkan kita.

Scripture Union Indonesia © 2017.