Bukan hanya menyanyi

Mazmur 149

Kemarin kita belajar untuk memuji Tuhan berdasarkan pemahaman yang benar. Dengan dilandasi pemahaman yang benar maka puji-pujian kita bukanlah pujian kosong tak berdasar.


Hari ini pun kita akan mempelajari seruan pemazmur agar umat Tuhan memuji Tuhan dengan antusias dan sepenuh hati, juga secara spontan dan segar. Bagai sebuah perayaan yang meriah, puji-pujian kiranya disemarakkan dengan tari-tarian dan instrumen musik (3). Dan seperti yang telah kita pelajari sebelumnya, pemazmur mengingatkan umat untuk mendasarkan pujian mereka pada fakta bahwa Tuhan adalah Pencipta mereka (1-2), Tuhan berkenan atas umat-Nya dan Ia juga menyelamatkan mereka. Anugerah terpenting dalam kehidupan manusia ini seharusnya ditanggapi dengan memuji-muji Tuhan dalam segala keadaan, bahkan ketika ia sedang tidur (5). Namun bukan hanya dengan cara itu umat dapat memuji Tuhan. Pemazmur menyatakan bahwa Tuhan juga berhendak agar Israel mengalahkan musuh-musuh Allah di bumi (6-9). Maka pujian bagi Tuhan dilakukan umat bukan hanya dengan cara menyanyikan lagu-lagu pujian, melakukan kehendak Tuhan juga merupakan salah satu wujud pujian kita kepada Tuhan. Maka menjadi pelajaran bagi kita saat ini bahwa menaati kehendak Allah dalam hidup kita merupakan salah satu cara bagi kita untuk memuji Tuhan.


Mazmur ini mengajak kita untuk kembali merefleksikan kehidupan kita sebagai saksi-saksi Kristus di tengah dunia yang kelam ini. Ingatlah bahwa identitas kekristenan kita tidak hanya ditentukan dengan indahnya lagu-lagu pujian yang kita nyanyikan saat kita beribadah di dalam gereja. Kita disebut Kristen bukan hanya karena menyanyi merupakan salah satu unsur dalam ibadah kita. Hanya jika kita melengkapi ibadah di dalam gereja dengan menunjukkan ketaatan kita kepada firman Tuhan, barulah kita bisa disebut memuji-muji Tuhan.

Scripture Union Indonesia © 2017.