Tidak percaya berakhir binasa

Roma 1:18-32

Berdusta, mencuri, menipu, sering kita sebut sebagai dosa. Namun
apakah makna dosa yang sesungguhnya? Dosa adalah ketidakpercayaan
kepada Allah. Mengapa orang tidak percaya kepada Allah? Apakah
karena Allah tidak me-nyatakan diri kepada mereka?


Sesungguhnya tidak ada alasan bagi manusia untuk tidak mengetahui
bahwa Allah ada. Bentangan langit dan alam semesta merupakan
penyataan keberadaan Allah. Seperti kita dapat mengenal seorang
penulis melalui tulisannya, atau seorang pelukis melalui
lukisannya, begitu pula kita dapat mengenal Allah melalui karya
cipta-Nya. Siapakah yang tidak kagum melihat Danau Toba atau
keindahan dunia bawah laut di Bunaken, tetapi tidak takjub pada
kuasa Pribadi yang menciptakan semua itu? Seharusnya manusia
merespons Allah yang berkuasa itu dengan pujian dan penyembahan
(ayat 21). Namun apa yang terjadi? Tindak tanduk manusia malah
menunjukkan perlawanan pada Allah. Segala perbuatan manusia
seolah-olah memperlihatkan anggapan bahwa Allah tidak ada:
menindas kebenaran dengan kelaliman (ayat 18), menyembah berhala
(ayat 23, 25), dan mengganti hubungan yang wajar dengan
suami/istri dengan sesuatu yang menjijikkan yaitu hubungan sesama
jenis/homoseksual (ayat 26-27). Penolakan terhadap Allah
mengarahkan orang pada penyembahan berhala dan kemudian berlanjut
pada kehidupan amoral. Maka Allah akan menghukum mereka. Bukan
hanya nanti, tetapi juga kini. Mereka dihukum dengan mendapatkan
apa yang mereka inginkan (ayat 24, 27 b). Terdengar enak? Tidak
juga. Ketidakpercayaan pada Allah akan mengarahkan orang pada
kehidupan tanpa Allah. Berbuat semaunya tanpa kendali dari Allah
hanya akan membawa manusia pada kebinasaan kekal.


Betapa mengerikan dampak dosa bagi manusia. Bermula dari
ketidakpercayaan dan berakhir pada kebinasaan. Anda tentu tidak
ingin binasa, begitu pula dengan orang-orang di sekitar Anda.
Karena itu bicarakan hal ini dengan mereka juga agar mereka
percaya kepada Allah dan tidak binasa.

Scripture Union Indonesia © 2017.