Jangan sampai ketinggalan berita

Roma 1:16-17

Dalam era informasi seperti sekarang, informasi adalah komoditi yang
memiliki nilai jual. Siapa saja yang memiliki informasi yang
punya nilai jual, akan dengan segera memberitakannya. Sebaliknya
tak seorang pun yang ingin disebut ketinggalan berita karena ada
begitu banyak media yang bisa dimanfaatkan untuk menggali setiap
informasi.


Injil adalah berita tentang kasih dan kebenaran Allah. Hidup manusia
berdosa akan berujung pada kebinasaan karena dosa membuat manusia
berada di bawah murka Allah. Siapakah yang dapat menyelamatkan?
Tak ada! Allah sendi-rilah, yang dalam kasih karunia-Nya kemudian
mengutus Anak Tunggal-Nya untuk menyelamatkan manusia. Hanya bila
manusia mau beriman kepada Anak-Nya itu, barulah manusia bisa
diselamatkan. Inilah yang dinyatakan Injil. Jadi Injil adalah
kabar baik karena memimpin setiap orang ke dalam persekutuan yang
benar dengan Allah. Mereka yang termasuk di dalamnya adalah
mereka yang mau mengimani tindakan penyelamatan Allah melalui
Kristus (band. 1Yoh. 2:2). Tak ada batas ras, tak ada batasan
wilayah. Semua orang yang mau beriman kepada Kristus, akan
menerima status dibenarkan dan akan hidup.


Berita itulah yang disampaikan Paulus kepada jemaat di Roma dengan
hasrat yang begitu dalam (ayat 15). Ia memang telah dipanggil
untuk itu (ayat 1). Namun di sisi lain, hasrat itu didorong oleh
keyakinannya yang kokoh akan Injil bahwa Injil adalah kuasa Allah
yang menyelamatkan setiap orang yang percaya (ayat 16).


Bagaimana dengan kita? Jika kita tahu bahwa Injil berkuasa
menyelamatkan orang, tidakkah hati kita tergerak untuk
memberitakannya agar orang lain pun diselamatkan? Bila kita
berdiam diri saja dan tidak mau berbagi berita sukacita itu,
berarti kita telah mencuri kesempatan orang lain untuk mendengar
kabar baik itu dan kemudian menerima keselamatan dari Allah.
Karena itu jangan biarkan seorang pun ketinggalan berita.
Kabarkanlah!

Scripture Union Indonesia © 2017.