Minta keadilan pada Tuhan

Mazmur 35

Di manakah dan kepada siapakah kita bisa berharap mendapatkan
keadilan? Seharusnya di pengadilan dan kepada hakim! Kenyataan
memperlihatkan kepada kita, betapa buruknya sistem peradilan di
negara kita. Selain itu, moralitas pelaku keadilan pun perlu
dipertanyakan.


Pemazmur memilih meminta keadilan pada Tuhan (ayat 24). Ia memulai
gugatannya/"berbantah" (rib-Ibr. adalah istilah teknis di
pengadilan) atas orang-orang fasik yang sedang menggugat (rib)
dirinya (ayat 1) dengan gugatan palsu. Ia meminta Tuhan membela
perkaranya (rib).


Apa kejahatan orang-orang yang digugat pemazmur? Pertama, mereka
senang berbuat jahat (ayat 7) dan menghancurkan orang lain yang
tidak bersalah (ayat 4, 8). Kejahatan bagaikan makanan
sehari-hari buat mereka. Kedua, mereka membalas kebaikan dengan
kejahatan (ayat 12-16), padahal pemazmur telah berlaku sangat
peduli terhadap mereka (ayat 13-14). Ini mungkin yang paling
menyakitkan dia secara pribadi. Bagi dia, ini merupakan sebuah
pengkhianatan. Ketiga, mereka bersikap sombong karena mengira
gugatan mereka untuk menghancurkan si pemazmur pasti berhasil
(ayat 21, 25).


Mazmur ini bukan ratapan orang yang dirundung duka dan putus asa,
sebaliknya pemazmur sangat percaya bahwa ia dapat mengandalkan
keadilan Tuhan (ayat 24, 28). Tuhan pasti membela perkaranya dan
para musuh pasti akan terbukti bersalah. Oleh karena itu suasana
yang dominan dari mazmur ini adalah keyakinan dan syukur (ayat
9-10, 27-28).


Dunia bisa saja berlaku tidak adil dan tutup mata terhadap kebenaran.
Dunia bisa saja menindas dan memfitnah orang benar. Namun Tuhan
tahu menjaga dan membela umat yang Dia kasihi. Sebagai orang
percaya, kita sendiri harus memelihara hidup kudus, menegakkan
keadilan, serta membela orang yang lemah dan tertindas. Jangan
biarkan orang-orang fasik menemukan celah untuk mendakwa kita dan
dengan demikian mereka mempermalukan nama Tuhan! Berharaplah
kepada Tuhan dan bertindaklah benar.

Scripture Union Indonesia © 2017.