Bukan tanpa maksud

Yeremia 51:1-26

Dipakai sebagai alat Tuhan untuk tujuan kudus dan adil adalah
kehormatan dan anugerah. Sebab itu, seharusnya kita memberi diri
dalam ketaatan penuh agar rencana Allah digenapi melalui hidup
dan pelayanan kita. Namun tak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan
pelayanan bisa membuat orang menjadi sombong, seakan-akan
keberhasilan itu terjadi karena kerja kerasnya dan bukan karena
campur tangan Allah. Di sinilah kejatuhan dimulai!


Babel, yang tidak mengindahkan kekudusan dan keadilan Tuhan, akan
dihukum. Musuh dari utara akan dipakai Tuhan untuk melenyapkan
Babel, bagai sekam yang ditampi dari antara gandum, hilang dibawa
angin (2). Itulah pembalasan Allah atas sikap Babel terhadap
Yehuda (5). Babel tadinya adalah piala emas yang memabukkan
bangsa-bangsa dengan kekayaan dan kuasanya (7). Lalu Babel
dipakai sebagai piala murka Allah untuk menghukum bangsa-bangsa
yang jahat (20-23). Namun, pada gilirannya mereka harus dihukum
juga karena kejahatan mereka (24). Hukuman itu dahsyat, sehingga
Tuhan menyuruh umat melarikan diri agar terluput. Betapa baiknya
Tuhan kepada umat-Nya. Meski untuk seketika lamanya, umat harus
menjalani hukuman sebagai tindakan disiplin dari Tuhan, tetapi
saat itu merupakan saat Tuhan menunjukkan kasih karunia-Nya
kepada mereka.


Nubuat penghukuman disampaikan Allah secara berulang-ulang melalui
Nabi Yeremia. Tentu saja bukannya tanpa maksud. Babel pada waktu
itu adalah negara adikuasa yang disegani. Banyak bangsa yang
sudah ditaklukkan oleh Babel. Maka siapa sangka bahwa negara
sekuat Babel bisa jatuh. Oleh karena itu, nubuat kejatuhan Babel
perlu dinyatakan berulang kali untuk menegaskan kesungguhan Allah
menghukum bangsa yang sudah bertindak kelewat batas itu.


Kiranya hal ini meneguhkan semangat dan harapan kita yang sedang
menantikan-nantikan janji Tuhan. Ingatlah Tuhan setia. Ia selalu
menggenapi janji-Nya pada umat-Nya. Maka jangan putus berharap.
Nantikanlah Tuhan!

Scripture Union Indonesia © 2017.