Merindukan pemerintahan Allah

Lukas 11:1-4

Sebagaimana Yohanes, Tuhan Yesus juga diminta oleh para murid-Nya
untuk mengajarkan doa (1). Doa Bapa Kami versi Lukas ini agak
berbeda dengan versi Matius yang biasa diucapkan bersama dalam
kebaktian jemaat di Indonesia ini. Doa ini merupakan pola yang
bisa kita ikuti. Kita bisa mempelajari poin-poin penting dari
dalamnya.


Penyebutan Bapa (2) menunjukkan pengakuan adanya hubungan yang erat
dengan Allah yang Mahatinggi. Ini dimungkinkan karena adanya
kelekatan orang percaya dengan Tuhan Yesus sebagai Anak Manusia.
Pengharapan akan datangnya Kerajaan Bapa menyiratkan adanya
pengakuan akan kekudusan dan kedaulatan Allah sebagai Raja. Di
dalamnya terkandung pernyataan kerinduan untuk memberlakukan apa
yang dianut, yaitu hukum-hukum Kerajaan Allah. Lalu ada
permohonan akan makanan (jasmani) yang secukupnya. Permohonan ini
dibarengi dengan permohonan pengampunan dosa. Dosa adalah
pelanggaran terhadap perintah Allah dan berakibat putusnya relasi
dengan Allah. Dosa dapat dihilangkan dengan penebusan hukuman
atau pengampunan. Juga ada permohonan untuk dijauhkan dari
pencobaan, karena banyak kemungkinan yang membuat manusia jatuh
ke dalam dosa sehingga hubungan dengan Tuhan jadi rusak. Selain
itu ada janji iman untuk ikut serta menegakkan peraturan kerajaan
Allah, yang secara konkret dimulai dengan melakukan tindakan
mengampuni orang lain yang bersalah kepadanya.


Dalam doa yang Yesus ajarkan ini terkandung pemahaman bahwa
keberadaan jasmaniah yang prima bukanlah cita-cita tertinggi
seorang pengikut Yesus. Keberadaan rohani yang bersih dari dosa
serta sikap yang selalu mengampuni adalah penting dalam
menghadirkan pemerintahan Allah di dunia ini. Doa ini menunjukkan
sifat total dan utuh dari kehidupan yang di dalamnya Tuhan
bertakhta.


Responsku: Aku akan mewujudkan Kerajaan Allah kini dan di sini
dengan menerapkan nilai-nilai kekudusan.

Scripture Union Indonesia © 2017.