Mezbah kurban bakaran

Keluaran 38:1-20

Pembangunan kemah suci dan perabotan-perabotannya ternyata mengikuti
pola tertentu (pasal 36-38). Mulai dari kemah suci secara
keseluruhan, lalu masuk ke bagian paling dalam, yaitu ruang
mahakudus dan tabut perjanjiannya, kemudian ruang kudus dan
perabotan-perabotannya. Pasal 38 menyoroti pembuatan pelataran kemah
suci dan dua perabotannya.


Kedua perabotan terakhir ini memang diletakkan di bagian paling luar
kemah suci sesuai dengan fungsi masing-masing. Mezbah kurban bakaran
(38:1-7) adalah tempat umat menghampiri Allah lewat imam dan
ritual persembahan kurban. Rincian tata cara ritual tersebut dibahas
di Imamat pasal 1-7 (lihat SH edisi Maret-April 2006). Salah satu
fungsi persembahan kurban adalah pendamaian antara umat yang berdosa
dengan Allah yang kudus. Hanya setelah mendapatkan pengampunan, umat
layak menghampiri Allah dalam ucapan syukur dan doa yang diwakilkan
oleh para imam di ruang kudus.


Bejana pembasuhan (Kel. 38:8) berfungsi untuk membersihkan tangan
dan kaki para imam yang terkena percikan darah setelah
mempersembahkan kurban bakaran (30:17-21). Bukan hanya umat,
hamba Tuhan pun dalam menghampiri Allah harus bersih luar dalam. Hal
menarik di pasal 38:8 adalah disebutnya para pelayan perempuan yang
melayani di pintu kemah suci. Ini menunjukkan bahwa kaum perempuan
juga dilibatkan dalam pelayanan kemah suci.


Dua pelajaran bisa kita tarik dari perikop ini. Pertama, menghampiri
Allah apalagi melayani Dia tidak boleh sembarangan, harus dalam
kekudusan. Syukur kepada Allah, melalui Kristus kita didamaikan
dengan Allah dan dilayakkan untuk melayani-Nya. Kedua, di dalam
Kristus, tidak ada perbedaan. Baik laki-laki maupun perempuan,
sama-sama boleh melayani Dia.


Responsku: _________________________________________________

Scripture Union Indonesia © 2017.