Mazmur 89:1-19

Kasih Allah vs realitas buruk?
"Manusia berubah," demikian ucapan yang sering kita dengar
tentang mengapa seseorang tidak seperti yang dikenal sebelumnya.
Manusia bisa berubah bukan saja dalam tindak tanduknya, tetapi
juga dalam pandangan dan pemahamannya tentang sesuatu. Hal yang
sama pun dapat terjadi pada orang beriman. Mazmur ini unik
karena berisi pujian, keluhan, permohonan, ratapan pemazmur,
juga ucapan ilahi, dan doxology. Beragamnya isi mazmur ini,
menunjukkan sedang terjadinya proses pengkajian ulang pemahaman
pemazmur tentang hidup dan Allah.


Segala sesuatu memerlukan dasar kokoh. Pohon perlu akar, bangunan
perlu fondasi, manusia dan umat Tuhan pun perlu prinsip teguh
dalam menjalani proses perubahan kondisi dan pemahaman. Dalam
bagian ini, beberapa hal dasar dihayati secara mendalam oleh
pemazmur. Ia menyatakan komitmennya untuk mewariskan kesadaran
tentang kasih setia Allah kepada generasi berikutnya, dengan
jalan memaparkan perbuatan dan sifat Allah (ayat 2). Semua
kesaksian, pengajaran, dan pujian tentang Tuhan bersumber pada
ucapan Allah sendiri yang mencakup sifat-Nya (ayat 2-3,15-16),
kemurahan-Nya (ayat 4), kedudukan-Nya terhadap alam semesta
(ayat 6-7), dan semua makhluk (ayat 12-3). Bahkan kedaulatan-Nya
terhadap kekuatan-kekuatan yang acap kali mengancam
kesejahteraan umat-Nya (ayat 10-11). Ibarat musik, pujian
pemazmur ini selang-seling antara kekaguman lembut (pianissimo)
sampai kepastian menggelora (forte).


Baik sebagai individu maupun umat, kita perlu bertumbuh apalagi di
tengah kehidupan yang cepat berubah dan banyak kemungkinan ini.
Pertumbuhan adalah proses penuh risiko. Salah satu bagian
penting dalam pertumbuhan adalah pendalaman hal-hal hakiki
tentang Allah dan arti Dia bagi hidup serta dunia ini.
Bertumbuhlah dalam Kristus maka kita pasti akan bertumbuh ke
arah Dia.


Responsku:
----------------------------------------------------------------
----------------------------------------------------------------

Scripture Union Indonesia © 2017.