Bahagia sejati.

Matius 5:1-12

Kebahagiaan biasanya diidentikkan dengan segala sesuatu yang
membuat hati kita senang. Misalnya segala sesuatu yang kita
miliki. Namun, berbeda sekali dengan arti dan ukuran kebahagiaan
yang Yesus utarakan ini. Yesus mengaitkan kebahagiaan dengan
mutu manusianya.


Menurut Yesus, kebahagiaan sejati adalah pemberian Allah kepada
mereka yang memiliki sikap hidup yang benar, yaitu mereka yang
tidak mengikatkan diri pada harta duniawi (ayat 3), karena
mereka justru akan memiliki harta surgawi. Orang yang berduka
cita oleh sebab di dunia ini tidak memiliki apa-apa justru akan
berbahagia oleh penghiburan surgawi (ayat 4). Orang yang lemah
lembut, tidak pernah membela hak sendiri, merekalah yang
mewarisi bumi (ayat 5). Orang yang lapar dan haus akan kebenaran
serta mencari harta surgawi, pasti dipuaskan (ayat 6). Orang
yang murah hati, membagi-bagikan bukan mengumpulkan justru akan
menikmati kelimpahan (ayat 7). Orang yang suci hatinya, yang
menujukan fokus hidupnya pada Allah dan bukan pada dunia adalah
orang-orang yang akan melihat dan menikmati Allah (ayat 8).
Sedangkan mereka yang membawa damai dan menebarkan kasih Allah,
akan disebut anak-anak Allah (ayat 9). Akhirnya, mereka yang
menderita oleh karena nama Allah, Allah sendiri yang akan
melimpahi sukacita kekal (ayat 10-12).


Inginkah Anda berbahagia? Kebahagiaan diawali dengan pertobatan yang
dilanjutkan dengan hidup yang memiliki orientasi untuk
menyenangkan hati Allah. Semakin dekat Dia, semakin kita mirip
Dia dan sifat-sifat-Nya yakni lemah lembut bukan keras hati,
lapar dan haus akan kebenaran bukannya kecemaran, murah hati
bukannya kikir atau tamak. Itulah jalan bahagia, jalan penuh
tuntutan harga yang harus dibayar namun juga jalan hidup
sepenuhnya dalam pembentukan Tuhan. Karena itu mari kita belajar
hidup bukan untuk diri sendiri saja melainkan untuk Allah.


Renungkan:
Kebahagiaan sejati hanya dapat dinikmati orang-orang yang
memfokuskan hidupnya kepada Allah.

Scripture Union Indonesia © 2017.