Keajaiban Allah berlaku universal.

Efesus 2:11-22
Minggu ke-22 sesudah Pentakosta

Dosa menyebabkan orang melupakan Allah. Akibatnya egoisme,
curiga, sombong, dan perseteruan antaretnis menyambangi
kehidupan manusia. Dalam keadaan demikian bagaimana mungkin kita
dapat bersekutu dengan Allah di dalam hadirat-Nya? Komunitas
Allah di sini tidak lagi menunjuk pada etnis Yahudi saja, tetapi
juga kepada etnis non Yahudi. Oleh sebab itu Paulus menempatkan
etnis non Yahudi sebagai umat yang juga dapat menikmati karya
Kristus (ayat 13). Paulus menjelaskan hal ini karena kebanyakan
petobat baru di jemaat Efesus berasal dari etnis non Yahudi, dan
mereka sungguh mengetahui dan menyadari bahwa program Allah
dalam Perjanjian Lama sebagian besar memang hanya melibatkan
orang-orang etnis Yahudi. Kondisi ini menimbulkan kesombongan
dalam diri orang-orang Yahudi yang selalu berusaha agar orang-orang
non Yahudi tidak pernah melupakan hal itu. Bangsa Israel
salah besar jika menganggap Allah dan karya-Nya adalah mutlak
hak mereka, sebab Allah juga berjanji bahwa Ia akan menciptakan
“damai sejahtera bagi mereka yang jauh dan bagi mereka yang
dekat” (bdk. Yes. 57:19); dan janji itu dipenuhi dalam Yesus
Kristus. Melalui peristiwa salib, Yesus Kristus tidak hanya
memperdamaikan perseteruan etnis Yahudi dengan etnis non Yahudi,
tetapi memperdamaikan keduanya dengan diri-Nya dalam satu tubuh
yaitu jemaat (ayat 13-18). Umat yang diperdamaikan itu dilihat
sebagai Bait Allah Perjanjian Baru. Penggenap perjanjian Allah
itu bukan pada bangunannya tetapi pada persekutuan yang hidup
dari anggota keluarga Allah yang didasari oleh pewartaan janji
Allah melalui para nabi PL dan kesaksian para rasul tentang
Kristus.


Renungkan:
Di dalam ibadah, pergaulan, dan karya kita, sepatutnyalah nama
Tuhan ditinggikan.

Scripture Union Indonesia © 2017.