Kasih setia dan kesucian.

Ulangan 7:12-26
Minggu Paskah 3

Masa kini gereja sebagai umat Allah sedang berada dalam
tantangan yang berat. Sungguhkah Allah setia dan beserta kita?
Bagaimanakah kita harus bersikap ketika menghadapi berbagai
masalah berat? Ulangan 7:12-16 berisi janji-janji Tuhan terhadap
Israel dengan syarat mereka mendengarkan dan setia terhadap
peraturan-peraturan Tuhan. Dua aspek dari janji tersebut adalah:
[1] Tuhan akan memegang perjanjian-Nya kepada Israel (ayat 12);
dan [2] Tuhan akan mendatangkan kutuk bagi bangsa-bangsa yang
membenci Israel (ayat 15b-16). Wujud nyata kesetiaan Tuhan
terhadap janji-Nya dinyatakan melalui sikap-Nya yang mengasihi,
memberkati dan melipatgandakan Israel (ayat 13) melebihi bangsa-
bangsa lain (ayat 14-15a). Berkat-berkat ini meliputi: [1]
kesuburan (ayat 13); [2] kesehatan (ayat 14-15); dan [3]
kemenangan (ayat 16).


Ulangan 7:17-26 mengulas tentang perlunya iman dalam bahaya perang
yang akan segera mereka hadapi. Musa meyakinkan Israel untuk
tidak mengulangi kesalahan generasi sebelumnya yang takut
memasuki peperangan (ayat 1:27-28). Superioritas bangsa-bangsa
Kanaan tidaklah perlu menjadikan mereka panik. Jumlah Israel
yang kecil bukanlah penghalang bagi Tuhan untuk memberikan
kemenangan. Yang lebih berbahaya dari kekuatan musuh adalah
ketakutan mereka yang lebih besar dari keyakinan akan kuasa
Tuhan. Obat terbaik untuk menawarkan racun ketakutan ini adalah
mengingat kembali perbuatan Tuhan memimpin Israel keluar dari
Mesir (ayat 18-19). Musa mengingatkan bahwa peristiwa keluaran
ini bukan hanya merupakan sejarah di masa lampau, tetapi
paradigma bagi Israel, yaitu suatu cara Israel melihat realitas
kesulitan. Prinsip keluaran adalah juga paradigma Allah bagi
kita semua. Ia setia dan suci dan ingin agar itu menjadi
pengalaman pribadi dari tiap-tiap anggota komunitas umat Allah
dari generasi ke generasi.


Renungkan:
Kesetiaan Allah telah mendahului kesetiaan kita kepada-Nya.

Scripture Union Indonesia © 2017.