Panggilan untuk mencintai Tuhan.

Ulangan 6:1-12
Minggu Paskah 2

Ulangan 6:4-9 sering disebut sebagai syema yitsrael, suatu
panggilan bagi Israel untuk mendengar firman Tuhan. Ayat-ayat
ini memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan iman
Israel. Mereka melafalkan syema tiga kali dalam sehari, dan
tidak ada penyembahan pada Hari Sabat di rumah ibadah tanpa
melafalkannya. Syema ini merupakan pengakuan iman monoteisme
Israel yang paling mendasar. Isinya memberikan penegasan bahwa
Allah secara total berbeda dengan yang lain. Ia menyatakan diri-
Nya kepada Israel dan dapat dipercaya karena Ia tidak berubah.


Melalui syema Israel diajar untuk memilih persekutuan yang intim
dengan Tuhan sebagai prioritas utama. Seluruh aspek kehidupan
Israel didasari oleh hubungan cintanya dengan Tuhan. Di dalam
cinta ini terkandung komitmen dan kesetiaan yang menyeluruh dan
total. Syema ini: [1] harus tertanam dalam hati orang Israel
(ayat 6); [2] harus tertanam dalam hati anak-anak Israel
(ayat 7); [3] harus menjadi bagian hidup sehari-hari mereka
(ayat 7); [4] harus menjadi identitas pribadi mereka (ayat 8);
dan [5] menjadi identitas keluarga serta masyarakat Israel
(ayat 9). Tidak ada satu bagian pun dalam kehidupan orang Israel
yang terlepas dari relasi mereka yang penuh kasih kepada Tuhan.


Apa yang diminta Tuhan bagi umat-Nya dan hamba-Nya bukanlah
kecakapan untuk memimpin, berorganisasi, berkhotbah, bernyanyi,
atau apapun yang lain, melainkan hati yang mengasihi Tuhan
(Yoh. 21: 15-19). Tanpa kasih kita kepada Tuhan, pelayanan dapat
menjadi jerat bagi kita. Hal itu menyedihkan hati Tuhan. Seluruh
pelayanan kita, tanpa dilandasi oleh kasih kepada Tuhan, tidak
akan berarti apa-apa di hadapan Tuhan (Why. 2:1-5).


Renungkan:
Apakah yang menyukakan hati Allah juga keinginan kita terdalam?
Apakah dalam setiap aspek kehidupan, cinta pada Tuhan
termanifestasikan melalui ketaatan dan komitmen kita?

Scripture Union Indonesia © 2017.