Seruan serius dari Allah.

Ulangan 5:22-33
Minggu Paskah 2

Kitab Ulangan ini ditulis pada akhir masa pelayanan Musa, ketika
ia berada di daerah Moab sebelum menyeberangi sungai Yordan dan
akan segera menyerahkan kepemimpinannya kepada Yosua (ayat 1:5).
Musa sebagai perantara yang telah dipilih untuk menyampaikan
Firman Tuhan (ayat 23-27; 30-31) bertekad untuk mempersiapkan
Israel memasuki Kanaan dengan mengingatkan mereka akan peristiwa
khusus ketika perjanjian Tuhan diberikan.


Musa mengingatkan, bahwa pada saat itu mereka mendengar firman itu
disampaikan dengan dahsyat: [1] yang secara langsung bersumber
dari Tuhan; [2] berotoritas atas seluruh Israel; [3] dinyatakan
dengan kemegahannya; [4] diberikan secara menyeluruh dan tuntas;
serta [5] dituliskan dalam bentuknya yang stabil dan permanen
(ayat 5:22). Pada peristiwa itu Israel takut dan menghormati
Tuhan (ayat 23-26,28), serta berjanji untuk mendengar dan
melakukan firman Tuhan (ayat 27). Namun, pada perjalanan
selanjutnya mereka gagal. Sikap takut dan hormat hanyalah
sesaat. Hal inilah yang mendorong Musa dengan setia menyuarakan
jeritan hati Tuhan bagi kegagalan umat-Nya: "Kiranya hati mereka
selalu begitu, yakni takut akan Daku dan berpegang pada segala
perintah-Ku, …" (ayat 29).


Inilah gambaran natur manusia berdosa yang dipanggil dalam komunitas
milik Allah. Komitmen yang dibuat dengan sungguh-sungguh dan
bersumber dari perasaan takut kepada Tuhan, dapat dengan cepat
berubah dan terlupakan. Untuk memelihara kesetiaan tersebut
diperlukan adanya abdi Allah yang dengan setia menyerukan
jeritan hati Tuhan agar umat kembali berpegang dan berjalan
sesuai dengan firman.


Renungkan:
Semua kita masih harus berjuang melawan pencobaan dari luar dan
kecenderungan dosa di dalam diri kita. Jangan ikuti dorongan
hati atau ajakan apa pun bila tidak jelas apakah itu sesuai
dengan firman-Nya.

Scripture Union Indonesia © 2017.