ang buta melihat, yang celik tidak melihat. Inilah

Lukas 18:31-43
Minggu Sengsara 5

gambaran perbedaan antara para murid-murid Yesus dan pengemis
buta. Para murid meskipun celik matanya, mereka tidak dapat
melihat dengan pemahaman yang benar siapakah Yesus. Lukas sangat
menekankan fakta ini dengan mengekspresikannya melalui 3
ungkapan sekaligus yang bermakna sama yaitu mereka tidak
mengerti sama sekali, artinya tersembunyi, dan mereka tidak tahu
maksudnya (ayat 34).


Para murid lebih banyak menekankan nubuatan tentang kemuliaan
Kristus, sehingga masalah penderitaan-Nya terabaikan. Karena
itulah mereka mempunyai pemahaman yang salah sebab mereka
membaca Alkitab setengah-setengah. Keadaan dari pengemis buta
ini berbeda dengan para murid. Meskipun tidak ada informasi
kapan ia menerima wahyu Allah tentang Yesus Kristus, namun jauh
sebelum dia menerima penglihatan-Nya, pemahamannya mengenai
Yesus sudah jauh melebihi orang-orang lain. Orang lain hanya
melihat-Nya sebagai seseorang dari Nazaret (ayat 37). Namun
pemahamannya tentang Yesus mampu menembus identitas Yesus yang
hanya berhubungan dengan geografis menuju kepada pemahaman
identitas-Nya yang berhubungan dengan sesuatu hal yang di luar
area manusia, yaitu karya keselamatan Allah yang sudah berabad-
abad dijanjikan dan yang akan dinyatakan melalui keturunan Daud.


Mengapa ia mempunyai pemahaman yang demikian padahal matanya
buta? Ia mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi (ayat 36) dan ini
merupakan suatu kerinduan yang baik. Karena ia buta maka ia
mempergunakan mata orang lain sehingga ia dapat mengetahui bahwa
Yesus lewat. Inilah sikap dan tindakan yang belum dipunyai oleh
para murid-murid yang celik. Dan mungkin juga merupakan sikap
kita selama ini. Artinya tidak ada rasa kerinduan kita untuk
terus mengenal Dia semakin dalam dengan banyak membaca firman-
Nya dan buku-buku rohani bermutu. Atau mungkin kita pun rindu
namun karena mata kita buta terhadap Alkitab maka kita menemui
kesulitan untuk memahaminya sehingga kita putus asa dan berhenti
belajar.


Renungkan: Kita harus meneladani sang pengemis buta yaitu
menggunakan mata orang lain dalam arti kita belajar dari para
hamba Tuhan yang kita kenal, kita ikuti pembinaan iman yang
diadakan oleh gereja kita ataupun lembaga pelayanan yang lain.

Scripture Union Indonesia © 2017.