Nyanyian Kemarahan

Yesaya 5:1-7
Minggu ke-18 sesudah Pentakosta
Nyanyian merupakan salah satu cara mengekspresikan isi hati. Nyanyian kerap digunakan untuk menceritakan suatu hal secara tersirat. Nyanyian bisa mengungkapkan suasana hati gembira, sedih, kecewa, atau marah. Sebagai abdi Allah, Yesaya mewakili Allah untuk menyampaikan kemarahan-Nya kepada umat Israel melalui nyanyian.

Apa yang Allah lakukan terhadap orang Israel dan Yehuda bisa diibaratkan dengan apa yang biasanya dilakukan oleh seseorang atas kebun anggur yang dikelolanya. Ia menggarap kebun anggur tersebut dengan sebaik-baiknya dengan harapan dapat menghasilkan buah anggur yang baik. Namun, hal yang terjadi justru sebaliknya karena buah anggur yang dihasilkan kebun anggur itu rasanya asam (2).

Israel adalah umat pilihan Allah. Tentu Allah mengharapkan Israel dapat bertindak seperti yang Allah kehendaki, namun Israel justru bertindak membelakangi Allah. Akumulasi dosa membawa mereka ke dalam murka Allah. Dalam murkanya, Allah berfirman, "... mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam?" (4).

Israel kerap bertindak meleset dari ketetapan Allah. Contohnya, dosa menyembah berhala, berzina, dan berbagai perilaku lain yang melukai hati Allah. Hal-hal seperti inilah yang membuat Allah bertindak keras terhadap Israel. Dalam nyanyian Yesaya ini tergambar Allah yang menarik perlindungan-Nya atas umat-Nya dan membiarkan Israel dihancurkan (5-6). Apa yang terjadi pada Israel adalah akibat dari apa yang mereka lakukan terhadap Allah. Hukuman Allah merupakan konsekuensi dari perilaku membelakangi Allah.

Allah memberikan nubuatan penghukuman dalam bentuk nyanyian kemarahan sebagai peringatan kepada umat-Nya supaya mereka berbalik dari perilaku yang jahat dan kembali kepada Allah. Jika tidak, maka hukuman akan terlaksana. Sesungguhnya, ini bentuk kasih Allah kepada umat-Nya.

Mari kita sebagai umat Allah mengindahkan setiap peringatan Allah, bukan hanya supaya tidak dihukum, melainkan karena kita menghormati dan mengasihi-Nya. [MAM]

Scripture Union Indonesia © 2017.