Buta Kekuasaan

1 Samuel 31:1-13
Minggu ke-12 sesudah Pentakosta
Kekuasaan adalah salah satu momok yang membuat seseorang dapat melakukan hal yang tidak diperkenan Allah. Persis, hal inilah yang terjadi pada Saul. Roh Allah sudah undur darinya dan membuatnya menjadi musuh Allah (1Sam. 28:16). Ia bahkan mencoba membunuh Daud, Raja Israel yang diurapi Allah (1Sam. 19:1). Dan ia masih terus berperang melawan bangsa Filistin sampai akhir hidupnya. Seolah-olah, ia masih merasa sebagai orang nomor satu di Israel.

Saul telah dibutakan kekuasaan. Ia tidak lagi peduli bahwa Roh Allah sudah pergi darinya. Ia beserta tiga orang anaknya (Yonatan, Abinadab, dan Malkisua) bersikeras untuk tetap maju berperang mengepung orang Filistin (2). Saul lupa bahwa kekuasaan di Israel adalah milik Allah. Akibatnya, ia tidak berdaya melawan bangsa Filistin.

Itulah yang terjadi dalam 1 Samuel 31. Pasukan Israel banyak yang akhirnya mati terbunuh (1). Saul dan anak-anaknya dikejar (2). Pertempuran semakin berat dan Saul pun terluka (3). Akhirnya Saul terdesak. Perasaan frustrasi mendorongnya untuk meminta pembawa pedangnya agar menikamkan pedang kepadanya. Namun, si pembawa pedang enggan melakukannya. Saul pun memilih mengakhiri hidupnya dengan menjatuhkan diri ke atas pedangnya (4). Saul, anak-anaknya, dan seluruh pasukannya mati terbunuh. Orang-orang Filistin pun berpesta atas kematian Saul dan memenggal kepalanya. Sebuah akhir yang tragis bagi seorang Raja Israel yang dibutakan oleh kekuasaan.

Kekuasaan adalah salah satu cobaan yang tidak mudah bagi manusia. Sepanjang sejarah umat manusia, kekuasaan membuat banyak orang menjadi buta. Mereka rela membunuh satu dengan yang lainnya demi kekuasaan. Kita sampai lupa bahwa sumber kekuasaan datang dari Allah.

Marilah kita bertekad agar jangan sampai dibutakan oleh kekuasaan. Kekuasaan yang Allah berikan hendaklah menjadi kesempatan bagi kita untuk melayani sesama dengan baik.

Doa: Tuhan, bimbing kami untuk menjaga tekad agar tidak dibutakan oleh kekuasaan. [HB]
Pdt. Hobert Ospar
Scripture Union Indonesia © 2017.