Taat Diganjar Berkat

Imamat 26:1-13
Minggu ke-7 sesudah Pentakosta
Dalam sebuah perjanjian, komitmen kedua belah pihak terhadap perjanjian tersebut adalah sangat penting. Tanpa komitmen, perjanjian itu menjadi kosong. Allah telah beriniasitif membuat perjanjian dengan manusia. Komitmen Allah pada janji-Nya tentu tak perlu diragukan lagi. Komitmen ketaatan manusia, itulah yang perlu ditumbuhkan tiap waktu. Allah selalu setia kepada janji-Nya, manusia belum tentu.

Allah tidak hanya melepaskan umat-Nya dari perbudakan Mesir (13), tetapi juga membuat perjanjian dengan mereka. Umat Israel kini telah berganti tuan. Dari kekejaman bangsa Mesir, kepada Allah yang penuh kasih dan rahmat. Di dalam perjanjian itu, umat Israel dipanggil untuk taat kepada Allah. Ketaatan dimulai dari hal sederhana yaitu larangan membuat patung atau tugu untuk disembah (1). Ketaatan yang lebih dalam melalui perayaan Sabat (2). Pada perayaan itu, umat Israel diajak untuk berfokus kepada Allah.

Allah berkenan pada ketaatan. Allah berjanji akan memberikan berkat bagi mereka yang taat. Berkat yang dijanjikan Allah dalam nas ini begitu banyak dan besar, antara lain: musim yang baik untuk menanam (4), berdiam dalam negeri yang penuh damai sejahtera (6), lenyapnya binatang buas pengganggu ternak dan manusia, dan memberikan keturunan yang banyak (9). Dengan janji itu, umat Israel tidak lantas diam saja. Mereka yang menerima janji berkat Allah harus tetap bekerja keras. Mereka harus mengerjakan ladang, menanam, dan mengirik. Lewat kerja keras, berkat Allah dinyatakan.

Ketaatan kepada Allah adalah kunci menyambut perjanjian antara Allah dan manusia. Dalam perjanjian itu, Allah menyatakan akan memberikan berkat kepada manusia. Manusia meresponsnya melalui ketaatan yang dinyatakan melalui kerja keras.

Menjadi orang yang taat pada masa kini sering kali dianggap kuno dan bodoh. Namun, ketaatan adalah hal yang Allah kehendaki. Dengan hidup taat kita siap menerima berkat Allah.

Doa: Ya Tuhan, karuniakan kami ketaatan kepada-Mu. [AP]
Pdt. Addi Patriabara
Scripture Union Indonesia © 2017.