Menjadi Pengelola Kehidupan

Imamat 20:1-27
Minggu ke-6 sesudah Pentakosta
Pramoedya Ananta Toer, seorang sastrawan, memiliki fiosofi hidup: ”Hidup itu sederhana, yang berat itu tafsirannya”. Filosofi itu terungkap ketika ditanya hidup seperti apakah yang sedang beliau jalani? Memang, hidup ini semakin berat karena masalah ekonomi. Hidup juga semakin sulit karena didera penyakit yang tak kunjung sembuh. Hidup terasa sesak karena konflik rumah tangga dan berbagai pergumulan. Kenyataan hidup berjalan tidak sebersahaja kelihatannya.

Di dalam teks hari ini, Allah memberikan wejangan kepada umat Israel tentang bagaimana mengelola hidup dalam berbagai situasi. Sesulit apa pun keadaan yang dihadapi keluarga-keluarga Israel, mereka tidak boleh mengorbankan anak-anak kepada ilah lain (2-3). Seberat apa pun pergumulan hidup, umat Israel tidak boleh berpaling memohon pertolongan pada arwah dan roh-roh peramal (6). Sedekat apa pun relasi kekerabatan, jika umat menyaksikan adanya pelanggaran kaidah seksual, mereka harus menegur dan memberi sanksi (12-20).

Pada intinya, musim kehidupan boleh berubah. Suka dan duka bisa datang silih berganti. Jika umat Israel ingin mendapatkan berkat dan perkenanan Allah, mereka harus mengelola kehidupan di bawah pimpinan kebenaran Allah. Mengapa demikian? Karena mereka adalah umat kepunyaan Allah sendiri (26).

Banyak hal di luar perkiraan kita dapat terjadi. Seketat apa pun kita telah menjaga kesehatan, bukan mustahil kita masih dapat terpapar sakit yang berat. Sebagai minoritas, bukan tidak mungkin kita mengalami persekusi karena iman. Namun hidup orang Kristen ada di dalam Kristus. Dan hidup Kristen ini merupakan hidup yang dikelola sedemikian rupa, sehingga baik di dalam kelimpahan atau kekurangan, sehat atau sakit, tenteram atau tegang, kita menatanya dalam ketaatan pada kehendak Allah. Itulah cara kita menghargai sakralnya hidup. Hanya Allah yang dapat menjadi inspirasi kita dalam mengelola hidup dengan benar!

Doa: Tuhan, tolong kami setia pada setiap musim hidup kami. [SB]
Suar Budaya
Scripture Union Indonesia © 2017.