Dikuduskan untuk Karya Allah

Imamat 19:1-37
Minggu ke-5 sesudah Pentakosta
Pernahkah kita ikut merasa bangga menyaksikan atlet Indonesia meraih gelar juara dalam laga Internasional? Tetapi, tahukah kita bahwa di balik kemenangan itu, terdapat hidup yang diabdikan total. Setiap aspek hidup atlet diabdikan untuk menguasai olahraga tersebut. Kemenangan yang membesarkan hati seluruh bangsa dibentuk dari penyerahan hidup atlet selama bertahun-tahun digembleng di barak latihan. Penuh keringat dan air mata.

Teks hari ini berbicara tentang titah Allah kepada bangsa Israel untuk mengkhususkan seluruh aspek hidup bagi-Nya.

Hal ini mencakup bagaimana bangsa Israel memastikan bahwa mereka tidak mencondongkan hati kepada ilah lain (4). Demi menguduskan hidup bagi Allah, wilayah privat harus tunduk pada ketetapan Allah. Demi tujuan itu, bangsa Israel harus menaruh hormat yang besar kepada ayah dan ibunya (3). Ranah publik umat pun harus dikuduskan bagi Allah. Urusan agraria, seperti tata cara memetik hasil panen gandum maupun anggur harus memperhatikan keadilan bagi orang miskin yang hidup di antara bangsa itu (9,10). Urusan kejujuran dan perlindungan terhadap kelompok lemah seperti orang buta, tuli, dan cacat masuk ke dalam batu ujian kekudusan hidup umat (11-14). Bahkan urusan kekudusan hidup Israel ditakar dari seberapa jauh mereka melindungi kesejahteraan orang-orang asing yang tinggal di antara mereka (34). Semua aturan privat dan publik itu diberikan kepada bangsa Israel sebagai sebuah rambu yang mengarahkan mereka pada satu tujuan yaitu menguduskan seluruh hidup bagi Allah.

Orang Kristen harus menyadari bahwa hidup bukanlah perkara sepele. Hidup adalah tentang menyerahkan semua aspek privat maupun publik kepada kehendak Allah. Itulah arti hidup dalam kekudusan. Hidup yang secara utuh menautkan urusan memasak di dapur sampai urusan politik di parlemen sebagai penyembahan kepada Allah.

Doa: Tuhan, kami mau mempersembahkan seluruh hidupku bagi-Mu. [SB]
Suar Budaya
Scripture Union Indonesia © 2017.