Menguduskan Tubuh Bagi Allah

Imamat 15:1-33
Minggu ke-5 sesudah Pentakosta
Pada zaman kekinian tumbuh subur suatu ungkapan: ”Tubuhku adalah kekuasaanku”. Begitu populer digemakan dengan makna bahwa tubuh dan pengelolaannya semata-mata bergantung pada kehendak diri sendiri.

Pada perikop ini, Kitab Imamat menyampaikan penataan tubuh yang berkaitan dengan organ seksual dan reproduksi laki-laki dan perempuan Israel. Allah memberikan aturan rinci mengenai bagaimana air mani mesti diperlakukan dengan baik (1-18). Cairan alamiah itu tidak boleh sembarangan terpapar pada benda-benda maupun anggota tubuh, mulai dari pakaian (7), pelana (9), belanga (11), sampai perkakas rumah tangga harus terhindar dari persinggungan dengan air mani. Bagi kaum perempuan, mereka diperintahkan untuk menata masa menstruasi dengan hati-hati (18-28). Darah menstruasi tidak boleh dibiarkan begitu saja mengaliri tubuh dan perkakas-perkakas. Darah itu harus dibasuh untuk pentahiran (21). Pengabaian terhadap pembersihan itu akan menyebabkan kenajisan terhadap segala hal yang tersentuh oleh perempuan itu. Perikop ini juga menandaskan bahwa segala kelalaian terhadap penataan organ reproduksi harus diselesaikan dengan kurban pendamaian oleh imam demi memulihkan kesucian (30).

Menurut Kitab Imamat, kehidupan adalah karya Allah yang suci. Semua aspek hidup selalu berkaitan dengan kekudusan Allah. Semua hal yang berkaitan dengan penataan kesehatan organ reproduksi pun dihayati sebagai pengabdian kepada-Nya.

Berbagai hal baik yang berhubungan dengan organ reproduksi dan seksualitas kita sepatutnya dipandang sebagai anugerah Allah yang harus ditanggapi dengan ucapan syukur dan hormat. Tubuh ciptaan Allah sepatutnya diperlakukan dalam wujud menghormati Allah dengan cara menjalankan kehidupan seksual dengan penuh bertanggung jawab.

Doa: Tuhan, ajar kami bersyukur dan menghormati-Mu dengan menata kesehatan reproduksi kami seturut kekudusan-Mu. [SB]
Suar Budaya
Scripture Union Indonesia © 2017.