Konsisten

Keluaran 40:1-33
Minggu ke-6 sesudah Paskah
Ketika Yesus disalib, Ia pernah berkata, ”Sudah selesai.” (Yoh. 19:30). Bahasa Yunaninya adalah, ”Tetelestai.” Kata ini berakar dari ”telos” atau ”tello” yang berarti tujuan. Ketika Yesus mengucapkan kata ini, Ia sadar bahwa tugas-Nya sudah selesai. Tujuan yang ditetapkan Bapa sudah digenapi-Nya lewat peristiwa penyaliban. Ini menjadikan Ia berkenan di hadapan Bapa.

Allah pasti berkenan pada setiap orang yang mampu menyelesaikan tugas dari-Nya, termasuk Musa. Ia berhasil menyelesaikan tugas yang diembankan kepadanya. Musa sukses mengusahakan pembangunan Kemah Suci (33). Ia melaksanakan pekerjaan itu hingga tujuan Allah pun terpenuhi, yaitu membangun rumah bagi-Nya. Apalagi, Musa menjalankan perintah-Nya tanpa cacat sedikit pun.

Lewat Yesus dan Musa, kita belajar tentang konsistensi dalam mengerjakan panggilan. Ini bukan usaha mudah. Selain kesetiaan, seorang yang konsisten membutuhkan kekuatan iman agar tetap berdiri kokoh. Konsistensi membutuhkan kejernihan dalam melihat visi. Mental harus sekuat baja untuk menghadapi segala aral melintang.

Jika melihat segala syarat ini, rasa-rasanya kita mustahil dapat menjadi pribadi yang konsisten. Tantangannya terlalu banyak, bahkan seperti melampaui kekuatan kita sendiri. Namun, syukur kepada Allah, Ia tidak pernah membiarkan umat-Nya sendiri. Musa, misalnya, selalu ditemani Allah dalam mengerjakan panggilannya. Allah selalu menolong lewat firman-Nya dan menyediakan segala kebutuhannya. Artinya, jika kita bisa konsisten, itu pun karena pertolongan Allah semata. Semua adalah anugerah-Nya.

Tantangan untuk memenuhi panggilan dari hari ke hari kian berat. Faktor sosial, ekonomi, bahkan politik kadang memengaruhi konsistensi kita. Namun, kiranya hal ini tidak membuat kita luntur dan mundur dari panggilan. Sebaliknya, kita harus semakin giat mengerjakan panggilan-Nya serta memohon anugerah Allah senantiasa dilimpahkan.

Doa: Tuhan, tolong kami agar tetap konsisten dalam mengerjakan panggilan-Mu. [RP]
Rinto Pangaribuan
Scripture Union Indonesia © 2017.