Percaya walau Tidak Melihat

Lukas 1:26-38
Minggu Adven ke-3
Malaikat Gabriel muncul di hadapan Maria. Ini pertanda Allah akan bertindak. Berbeda dengan kisah dalam PL, Maria tidak mandul. Jadi, Gabriel segera menyampaikan rencana Allah. Maria akan melahirkan Yesus yang akan mewarisi takhta Daud sampai selamanya. Hanya ada satu problem dalam pikiran Maria, yaitu dia belum bersuami (34).
Dalam bahasa asli, ungkapan yang dipakai Maria adalah, ”Aku belum mengenal laki-laki.” Ini adalah ungkapan halus tentang hubungan seksual. Maria menyadari adalah hal yang mustahil jika seorang bayi laki-laki akan datang melalui dia. Maria mengtahui dengan pasti bahwa yang apa diberitakan Gabriel ada di luar nalar. Absurd!
Ketika Allah bertindak, seluruh kenyataan hidup bisa saja kelihatan berlawanan dengan maksud Allah. Pengalaman Maria menegaskan ini. Sebuah kemustahilan seorang perawan melahirkan anak. Peristiwa demikian tidak tercatat dalam seluruh kitab suci PL. Jadi, bukan sebuah keanehan kalau Maria meragukan pesan itu.
Namun, sesuatu yang lebih mengherankan malah terjadi. Maria justru memilih untuk memercayai pesan itu! Bagaimana mungkin seorang perempuan belia, justru menunjukkan pilihan iman yang begitu dewasa?
Maria mungkin akan sulit mengerti kisah yang akan diceritakan Lukas. Sebuah nubuat Allah untuk mengukuhkan kerajaan Daud dengan cara yang sangat mengherankan. Kerajaan itu akan tegak dengan membangkitkan Gereja Allah di seluruh penjuru dunia. Namun, Maria berani mengemban misi itu. ”Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan,” katanya. ”Jadilah padaku menurut katamu itu,” (38).
Iman memang selalu punya dua sisi (bersifat ambivalen). Iman bisa begitu sulit dan rumit, tetapi iman juga bisa begitu sederhana. Ketika panggilan Allah melampaui pemahaman, janganlah kita membuang rasio kita, sebaliknya, latihlah hati kita untuk semakin peka untuk percaya kepada Allah.
Doa: Tolong kami Tuhan, untuk percaya walau tak melihat! [IM]
Ihan Martoyo
Scripture Union Indonesia © 2017.