Tuhan yang Memanggil

Zakharia 2:6-13
Minggu ke-22 sesudah Pentakosta
Tujuh puluh tahun lamanya orang Yehuda di pembuangan Babel karena ketidaksetiaan kepada Tuhan. Dia membiarkan mereka hidup di negara asing. Mereka berada jauh dari tanah pusaka dan Bait Allah sebagai pusat spiritualitasnya.
Raja Koresy menitahkan supaya mereka kembali ke Yehuda dan membangun kembali Bait Allah. Lalu, orang-orang Yehuda pun kembali ke tanah asalnya. Mereka dikumpulkan dari segenap penjuru Babel untuk berjalan pulang ke Yerusalem. Akhirnya, mereka pun menyatu lagi di tanah pusaka.
Siapakah aktor utama dibalik kepulangan mereka ke Yerusalem? Orang bisa menyebut Raja Koresy sebagai pahlawannya. Namun, bukankah hanya Tuhan yang bisa menggerakkan hati Raja Koresy agar memerintahkan agar orang-orang itu pulang? Jadi, sebenarnya, Tuhan sendirilah yang memulangkan mereka.
Itulah yang diserukan Nabi Zakharia. Tuhan memanggil umat-Nya untuk pulang. Mereka disuruh pergi dari Tanah Utara dan dituntun kembali ke Yerusalem/Sion (6-7). Bahkan, Dia berjanji akan berdiam di tengah-tengah mereka (10). Lebih lagi, mereka pun akan bergabung dengan berbagai bangsa lain karena banyak bangsa juga akan datang menjadi umat Tuhan (11). Itulah sebabnya, Nabi Zakharia menyerukan supaya umat berdiam diri di hadapan Tuhan (13).
Panggilan Tuhan itulah dasarnya, sehingga kita menjadi orang percaya. Kita menjadi orang percaya bukan karena kebaikan, kekuatan, dan kuasa dari para penginjil. Kita menjadi orang percaya hanya karena Tuhan telah memanggil. Jika demikian, apakah yang hendak kita banggakan? Apakah yang hendak kita idolakan? Apakah orang yang mengajarkan agama kepada kita? Tentu, bukan! Satu-satunya yang harus kita banggakan dan idolakan adalah Tuhan karena Dia yang memberi kesempatan kepada kita untuk menjadi umat-Nya.
Doa: Tuhan, terima kasih atas panggilan-Mu sehingga kami menjadi orang percaya. Bimbinglah kami supaya setia menanggapi panggilan-Mu itu hingga akhir hayat. [THIE]
Kristi
Scripture Union Indonesia © 2017.