Berani Menghadapi Tantangan

Kisah Para Rasul 4:23-31
Minggu ke-1 sesudah Pentakosta
Saat mewartakan Injil Kristus, suka atau tidak suka, setiap orang percaya harus berani menghadapi tantangan, baik yang berasal dari diri sendiri atau dari orang lain. Karena itu,
kita harus memiliki prinsip dan pedoman hidup, yaitu sebesar apa pun tantangan yang dihadapi, kita percaya bahwa Tuhan mampu menolong dan menopang umat-Nya untuk menjadi saksi-Nya dan berkat bagi sesamanya.
Pada perikop ini terlihat bahwa anggota Mahkamah Agama tidak memiliki alasan apa pun untuk menjerat Petrus dan Yohanes. Yang bisa dilakukan mereka hanyalah melarang kedua rasul Yesus itu melanjutkan kegiatan mengajar, berkhotbah, dan pemberitaan Injil. Keduanya pun dilepaskan dari hukuman. Bagi Petrus dan Yohanes, apa yang mereka alami tidak lepas dari perlindungan Allah.
Apa yang dilakukan Petrus dan para murid lainnya saat mereka berkumpul? Mereka bersekutu dan berbagi cerita, pengalaman, tantangan, dan kesaksian bagaimana Roh Allah menuntun dan memelihara kehidupan mereka. Meski ada rasa takut dan gentar, namun semua kesaksian yang mereka dengar memberikan kekuatan. Karena itu, mereka sepakat bersatu hati untuk berdoa bersama kepada Allah (24-30).
Kepasrahan mereka kepada Tuhan dalam doa menunjukkan bahwa mereka sangat memahami bahwa tugas pemberitaan Injil adalah milik Tuhan dan mereka ikut serta bertanggung jawab atas mandat tersebut. Selain itu, mereka juga menyadari ada risiko yang harus berani dipikul bersama-sama. Itu sebabnya mereka meminta kepada Allah kekuatan dan tuntunan Roh Kudus. Dengan kekuatan Roh Allah, mereka memiliki keberanian untuk berhadapan dengan tantangan apa pun.
Dalam pemberitaan Injil, doa memegang peranan yang penting. Dalam doa akan timbul kekuatan dan keberanian. Saat berdoa, kita menyadari bahwa kita tidak berjuang sendirian. Ada begitu banyak rekan seperjuangan yang mendukung kita. Dukungan itulah yang menciptakan ikatan kebersamaan dan menjadi kekuatan dalam menghadapi setiap tantangan.
Jelina Mayaut Noija
Scripture Union Indonesia © 2017.