Mukjizat Nyata Jika Percaya

Kisah Para Rasul 3:1-10
Minggu ke-1 sesudah Pentakosta
Gerbang indah terletak pada pintu gerbang Bait Allah di Yerusalem. Di sana duduk seorang lumpuh yang meminta sedekah dari setiap orang yang datang beribadah ke Bait Allah. Si Lumpuh memilih tempat tersebut karena ia beranggapan bahwa setiap orang yang beribadah memiliki belas kasihan dalam hatinya. Saat melihat kondisi tubuhnya, mereka pasti akan memberikan sedekah.
Ketika Petrus dan Yohanes memasuki Bait Allah, mereka melihat orang lumpuh itu dan menatapnya sebentar. Mereka bertiga saling menatap. Tatapan mata Si Lumpuh mengharapkan kedua rasul itu mau memberikan uang. Sedangkan tatapan mata Petrus dan Yohanes menghendaki agar orang lumpuh itu sembuh dan menjadi orang yang berguna di masyarakat. Itu sebabnya Petrus tidak menawarkan emas dan perak, melainkan nama dan kuasa Yesus. Saat itu pun mukjizat Allah terjadi. Kesembuhan yang dialami oleh Si Lumpuh membuat dirinya kegirangan dan memuji kebaikan Allah.
Kuasa Allah tidak pernah berubah, baik pada masa lampau, masa kini, maupun masa depan. Kuasa Allah itu hadir dalam kematian dan kebangkitan Yesus. Walaupun Yesus sudah naik ke Surga, namun karya-Nya masih hadir di tengah-tengah umat-Nya melalui para rasul. Para rasul dan pengikut Yesus melanjutkan misi keselamatan Allah bagi orang Yahudi dan non Yahudi. Hal itu terlihat pada kasus orang lumpuh. Kesembuhan orang lumpuh mengingatkan mereka bahwa Allah Israel tidak pernah meninggalkan umat-Nya.
Selain itu, orang lumpuh dapat dilihat juga sebagai gambaran kita sebagai orang berdosa, yang tidak berdaya dan putus asa. Hanya Yesus yang dapat memberikan arah dan tujuan yang pasti, yaitu nama-Nya yang kudus (6). Karena itu, setiap jawaban dari doa kita terletak pada nama Yesus (Yoh. 14:13).
Dalam setiap pergumulan, marilah kita memandang kepada kematian dan kebangkitan Yesus. Sebab di sanalah pusat hadirnya kuasa Allah. Saat kita percaya pada kuasa nama Yesus, maka mukjizat Allah akan menjadi nyata dalam kehidupan orang percaya.
Jelina Mayaut Noija
Scripture Union Indonesia © 2017.