Turunnya Roh Kudus

Kisah Para Rasul 2:1-13
Hari Pentakosta
Pentakosta adalah Hari Raya Panen Gandum orang Yahudi, yang jatuh pada hari kelima puluh setelah Paskah (Im. 23:15-21; Ul. 16:9-11). Pada saat itu, di Yerusalem, berdiam banyak orang Yahudi yang saleh (5) dan banyak orang Yahudi yang berdatangan dari berbagai tempat (1, 5). Menariknya, momen itu juga bertepatan dengan hari kelima puluh sesudah kebangkitan Yesus dari antara orang mati.
Pada satu sisi, para murid menjadi bagian dari kumpulan orang banyak untuk ikut merayakannya. Di sisi lain, mereka sedang menanti penggenapan janji turunnya Roh Kudus (8). Tiba-tiba turunlah bunyi berupa angin keras dari langit memenuhi seluruh rumah di mana mereka duduk (2). Roh Allah tampak seperti lidah api yang bertebaran dan hinggap di atas kepala mereka (3). Seketika itu juga penuhlah mereka dengan Roh Kudus dan mulai berkata-kata dalam bahasa lain, seperti yang diberikan Roh kepada mereka (4).
Apa yang dialami para murid menarik perhatian semua orang yang berkumpul saat itu. Mereka, orang Yahudi yang tumbuh besar di Palestina, berbicara dalam berbagai bahasa. Banyak orang tercengang dan berkata, ”Bukankah mereka yang berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berbicara dalam bahasa kita sendiri (7-8)?”
Peristiwa spektakuler itu hendak menegaskan karya keselamatan Allah dalam Yesus. Perbuatan-Nya sulit dicerna oleh pikiran manusia. Kedaulatan dan kemahakuasaan-Nya itulah yang telah menebus dan menyelamatkan manusia berdosa. Inilah berita yang harus dikumandangkan ke seluruh dunia (Mrk. 16:15; Kis.1:8).
Kuasa Allah dicurahkan kepada orang percaya di Hari Pentakosta agar berita keselamatan Allah dapat menjangkau setiap suku, bangsa, bahasa, budaya, dan ras. Sehingga tidak ada lagi ruang kehidupan manusia yang tidak tersentuh oleh kasih Allah yang menyelamatkan. Kita pun tidak dikecualikan dari tanggung jawab pemberitaan Injil itu.
Ola Yesmendo Noija Subagio
Scripture Union Indonesia © 2017.